Renungan Harian

Menguasai 4 cara renungan harian untuk mempercepat lagi pertumbuhan kehidupan rohani Anda

Renungan harian pagi adalah pelajaran wajib bagi setiap orang Kristen. Ini adalah praktik yang terbaik bagi kita untuk menenangkan hati kita di hadapan Tuhan serta berbicara dari hati ke hati dengan Tuhan. Ini juga merupakan jalan yang penting bagi kita untuk menjalin hubungan yang normal dengan Tuhan dan bertumbuh dalam kehidupan rohani kita. Melalui renungan harian pagi, kita dapat hidup dalam keadaan normal sepanjang hari, memahami kehendak Tuhan, dan hati kita akan diperkaya serta jiwa kita mendapatkan kedamaian. Kehidupan renungan pagi yang baik akan membuat hidup kita bertumbuh dengan lebih cepat. Jadi, bagaimana kita harus mempraktikkan renungan harian supaya mencapai hasil yang lebih besar?

Lanjutkan membaca “Menguasai 4 cara renungan harian untuk mempercepat lagi pertumbuhan kehidupan rohani Anda”
Renungan Harian

Menyelidiki Jalan yang Benar Di Internet dan Aku Menemukan Jalan Menuju Penyucian Dosa

Hidup dalam dosa dan tidak berdaya untuk menyingkirkannya
Aku percaya kepada Tuhan Yesus sejak aku masih kecil. Kemudian aku tidak bisa pergi ke gereja untuk sering mendengarkan khotbah karena aku pergi ke kuliah di daerah lain. Oleh karena itu, aku menonton beberapa video Injil di YouTube, dan sering berdoa kepada Tuhan untuk memelihara hubungan yang normal dengan Tuhan. Pada suatu kali, aku mendengar pendeta berkhotbah: Sekarang adalah akhir zaman, bencana terus berlanjut di berbagai negara di dunia, dan tanda-tanda kedatangan Tuhan Yesus kembali sudah muncul. Inilah saatnya kita bersiap untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus kembali. Oleh karena itu, kita harus menjaga diri kita dengan hati-hati, berwaspada dan berdoa, dengan ini kita akan dapat diangkat masuk ke kerajaan surga saat Tuhan Yesus datang kembali. Ketika aku mengetahui bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali dengan segera, hatiku sangat senang sekaligus khawatir.

Lanjutkan membaca “Menyelidiki Jalan yang Benar Di Internet dan Aku Menemukan Jalan Menuju Penyucian Dosa”
Renungan Harian

Apakah Artinya Pertobatan Sejati? Bagaimana Mencapai Pertobatan Sejati

Apakah artinya pertobatan sejati
Tuhan Yesus berkata: “Bertobatlah engkau: karena Kerajaan Surga sudah dekat” (Matius 4:17). Tuhan mengajar kita untuk benar-benar bertobat. Ini adalah syarat untuk memasuki kerajaan surga. Tanpa pertobatan sejati, saat bencana melanda, kita akan jatuh ke dalam bencana dan menangis serta menggertakkan gigi. Seperti yang dikatakan Tuhan Yesus: “Dan, lihatlah, Aku segera datang; dan upah-Ku akan Kubawa bersama-Ku, untuk Kuberikan kepada setiap orang sesuai perbuatannya” (Wahyu 22:12). Dari sini, dapat dilihat bahwa apakah kita mencapai pertobatan sejati atau tidak berkaitan secara langsung dengan apakah kita bisa masuk kerajaan surga! Jadi apakah artinya pertobatan sejati? Bagaimana mencapai pertobatan sejati?

Apakah perilaku baik berarti pertobatan sejati?
Banyak orang berpikir bahwa selama mereka berdoa dan mengakui dosa-dosa mereka kepada Tuhan; selama mereka menerapkan toleransi, kerendahan hati, dan kesabaran menurut firman Tuhan Yesus; selama mereka menanggung penderitaan, memikul salib, memberitakan injil dengan banyak, serta memiliki banyak perilaku baik, maka ini disebut sebagai pertobatan sejati. Tetapi apakah ini benar-benar kenyataannya? Setelah mengikuti Tuhan, kita memang memiliki beberapa perubahan dalam perilaku kita. Kita dapat menjadi rendah hati, toleran, sabar, meninggalkan sesuatu dan mengorbankan diri, serta mengkhotbahkan injil untuk menyaksikan Tuhan, tetapi tidak dapat disangkal bahwa kita masih sering berbohong, menipu, mengejar uang, mendorong terjadinya kejahatan, hidup dalam watak iblis seperti kesombongan dan keangkuhan, serta keegoisan dan ketamakan. Ketika Tuhan memberkati kita sehingga keluarga kita aman dan semua hal berjalan dengan lancar, kita memuji dan bersyukur kepada Tuhan dalam hati kita. Tetapi ketika kita menghadapi pekerjaan yang tidak lancar, pernikahan yang tidak bahagia, dan kemiskinan dalam hidup, kita akan menyalahkan Tuhan. Ketika kita berdoa kepada Tuhan tapi tidak dapat melihat berkat Tuhan, kita bahkan menyangkal dan mengkhianati Tuhan. Tuhan menuntut kita untuk mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, serta bersikap toleran dan sabar terhadap orang lain. Ketika tidak menyangkut kepentingan pribadi kita, kita masih dapat melakukan ajaran Tuhan Yesus, tetapi ketika kepentingan kita yang lebih besar dirugikan, kita akan merebut dengan orang lain tanpa sadar demi kepentingan kita dan menyakiti orang lain. Kita bahkan gagal mempraktikkan perilaku yang baik. Ambil diri saya sebagai contoh, sebelum saya percaya kepada Tuhan, hubungan saya dengan keluarga sangat buruk, saya sering marah dan berperang dingin dengan keluarga saya. Setelah percaya kepada Tuhan, saya tahu bahwa Tuhan meminta kita untuk mengasihi orang lain, jadi saya mulai mempraktikkan toleransi dan kesabaran sesuai dengan firman Tuhan. Kemudian saya juga dapat membaca Alkitab, berdoa, mengikuti kebaktian, dan melakukan pekerjaan untuk Tuhan. Dari luar, tampaknya saya berbeda dari sebelum saya percaya kepada Tuhan, tapi dalam kehidupan nyata, saya masih meminta anggota keluarga saya untuk mendengarkan kata-kata saya. Ketika mereka tidak mendengarkan, saya akan marah dengan anggota keluarga saya. Kemudian, saya menyadari bahwa perwujudan saya di masa lalu hanya sekadar mengekang diri dan itu bukan benar-benar dapat menerapkan firman Tuhan. Meskipun kita bisa datang kepada Tuhan untuk mengaku dan bertobat setelah berbuat dosa, kita akan berbuat dosa lagi nanti. Jika kita mengatakan bahwa memiliki perilaku baik berarti orang-orang benar-benar bertobat dan tidak akan hidup lagi dalam dosa, lalu mengapa kita sering berbuat dosa dan menentang Tuhan? Mengapa kita masih melakukan dosa di siang hari dan kemudian mengakui dosa di malam hari, terus begitu dalam siklus yang terus menerus berputar. Dari sini, dapat dilihat bahwa hanya mengikuti aturan, memiliki beberapa perbuatan baik dari penampilan lahiriah, dan memiliki beberapa perubahan dalam perilaku tidak mewakili pertobatan yang sejati. Sama seperti orang Farisi, ahli Taurat, dan imam, penampilan luar mereka sangat saleh, mereka bisa menghafalkan hukum-hukum dengan baik, membaca kitab suci, berkhotbah, dan memberitakan injil sepanjang tahun, dan sering mempersembahkan korban kepada Tuhan untuk mengakui kesalahan mereka. Menurut pandangan kita, mereka seharusnya adalah orang yang paling bisa diterima oleh Tuhan, tapi mengapa mereka masih bisa menyalibkan Mesias yang telah lama ditunggu-tunggu oleh mereka? Ini membuktikan apa? Membuktikan bahwa hanya memiliki perilaku lahiriah yang baik dan mematuhi aturan lahiriah tidak berarti bahwa kita tidak akan melakukan dosa lagi, tidak berarti bahwa kita tidak akan menentang Tuhan lagi. Selama kita tidak benar-benar bertobat, kita masih akan melakukan dosa. Tuhan Yesus berkata: “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi Anak tetap tinggal selama-selamanya” (Yohanes 8:34-35). Diukur dengan firman Tuhan, hanya dengan mengakui dosa-dosa sendiri dan memiliki beberapa perilaku lahiriah yang baik, kita masih belum mencapai efek dari pertobatan sejati dan tidak dapat memasuki kerajaan surga.

Apa itu pertobatan sejati
Kitab Wahyu pasal 22 ayat 14 mengatakan, “Berbahagialah mereka yang melakukan perintah-perintah-Nya, sehingga mereka dapat memperoleh hak atas pohon kehidupan dan dapat masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” Matius pasal 3 ayat 8 mengatakan, “Menghasilkan buah sesuai dengan pertobatan.” Imamat pasal 11 ayat 45 mengatakan: “Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus.” Tuhan itu kudus, dan Tuhan membenci dosa manusia, jadi kita dapat yakin bahwa standar pertobatan sejati adalah perubahan sifat berdosa kita, yaitu kita tidak lagi membuat dosa, tidak lagi melakukan kejahatan dan menentang Tuhan. Artinya, keegoisan, tipu daya, kesombongan dan watak rusak lain dalam diri kita telah disucikan dan diubah, dan dilahirkan kembali menjadi manusia yang baru. Tidak peduli lingkungan apapun yang kita hadapi, kita dapat menaati Tuhan, kita tidak akan lagi melakukan dosa dan menentang Tuhan. Tidak peduli bagaimana iblis mencobai kita, kita dapat melihat dengan jelas tipu muslihat iblis dan berdiri teguh dalam kesaksian. Hanya mereka yang memiliki sikap dan perwujudan dari pertobatan adalah orang yang benar-benar bertobat dan memenuhi syarat untuk masuk kerajaan surga.

Seperti Daud yang dicatat di dalam Alkitab, pada awalnya dia mengambil istri Uria dan telah melakukan dosa perzinaan. Jadi, hukuman Tuhan menimpanya. Daud tahu bahwa dosa yang dia lakukan telah menyinggung Tuhan, maka dia berdoa kepada Tuhan dan mengaku bahwa dia telah melakukan dosa. Dia bersedia menaati serta menerima hukuman Tuhan. Daud menyesali apa yang telah dia lakukan, dan meneteskan air mata setiap kali dia memikirkannya, seperti “Sepanjang malam aku membasahi peraduanku; aku menggenangi petiduranku dengan air mataku” yang dicatat di dalam Mazmur pasal 6 ayat 6, yang menunjukkan seberapa jauh Daud menyesal. Daud merasa kedinginan di usia tuanya, para menteri mengirim gadis cantik ke dalam pelukannya dan dia tidak menyentuhnya. Ini adalah perwujudan dari pertobatan sejati Daud. Jika kita mengatakan bahwa kita telah bertobat, tetapi kita masih menjalani keserupaan manusia yang lama, masih melakukan dosa dan mengakui dosa kita, maka itu tidak bisa dikatakan sebagai pertobatan. Karena pertobatan mencakup memiliki pemahaman yang benar tentang kebenaran bahwa diri sendiri dirusak oleh Iblis, mengembangkan kebencian akan kerusakan diri sendiri, sehingga mencapai perubahan sejati, dan tidak akan lagi menentang atau memberontak terhadap Tuhan. Ini adalah pertobatan sejati.

Bagaimana mencapai pertobatan sejati
Jika kita ingin mencapai pertobatan sejati, kita harus menerima pekerjaan keselamatan Tuhan selanjutnya. Tuhan Yesus bernubuat: “Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu” (Yohanes 16:12-13). “Dan ketika Dia datang, Dia akan menegur dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman” (Yohanes 16:8). “Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman” (Yohanes 12:48). Selain itu, Alkitab juga bernubuat, “Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan” (1 Petrus 4:17). Dapat dilihat bahwa pada akhir zaman, Tuhan akan melakukan satu tahap pekerjaan, yaitu pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan, Tuhan berfirman untuk mengungkapkan semua kebenaran yang tidak kita mengerti sebelumnya, dengan demikian menghakimi dan mentahirkan dosa-dosa kita. Ketika kita menerima firman-firman penghakiman Tuhan, kita akan benar-benar memahami dan membenci watak rusak iblis kita, mencapai pertobatan sejati, dan diangkat ke dalam kerajaan-Nya oleh Tuhan.

Catatan Editor: setelah Anda mendengarkan ini, saya percaya Anda sudah memahami arti dari pertobatan sejati dan cara-cara mencapai pertobatan sejati. Lalu, apa prioritas utama kita sekarang? Kita semua telah melihat bahwa berbagai bencana melanda secara terus-menerus. Wabah, kebakaran, banjir, dan gempa bumi ada di mana-mana. Nubuat kedatangan Tuhan telah digenapi. Pada saat ini, hal yang paling penting adalah mencari jejak langkah Tuhan, menerima pekerjaan penghakiman yang Tuhan lakukan selama kedatangan kembali-Nya, dan menyingkirkan watak rusak kita. Inilah pelaksanaan yang harus kita lakukan sebagai orang Kristen.

“Semua orang Kristen harus belajar untuk merenungkan firman Tuhan, mengenal diri mereka sendiri dalam firman Tuhan, dan mencapai pertobatan sejati. Dengan ini, Anda akan menjadi orang yang dipuji oleh Tuhan.

Renungan Harian

Apakah Anda Tahu Bagaimana Cara Menyelesaikan Amarah

Aku telah percaya pada Tuhan Yesus selama bertahun-tahun, dan selalu hidupku, aku hidup dalam dosa dan mengaku dosa, terutama pada darahku yang lebih tinggi, tidak peduli apakah itu di rumah, atau di kantor. Ketika orang lain bicara, dan melakukan suatu hal yang tidak sesuai dengan keinginanku, aku selalu tidak bisa mengendalikan amarahku, dan masalah ini membuat aku sangat tersiksa. Aku ingin mencari, bagaimana cara menyelesaikan masalah amarahku, dan tidak hidup dalam dosa, serta mempraktikan ajaran Tuhan Yesus?

Jawaban :

Halo ! Pertanyaan yang anda ajukan adalah masalah umum mayoritas orang percaya, Jika kita ingin menyelesaikan masalah amarah, pertama-tama kita harus menemukan sumber akar dari amarah kita. Faktanya, ketika kita mengalami suatu hal yang tidak sesuai dengan kehendak kita, kita sering kali marah, dan menyingkapkan darah panas, itu semua karena didominasi oleh sifat alami dosa dari dalam. Contohnya, kita didominasi oleh sifat alami yang sombong dan angkuh, kita merasa bahwa kita sempurna dalam segala hal, pandangan kita adalah pandangan yang paling benar, semua ingin diputuskan oleh diri sendiri, dan membiarkan orang lain mengikuti kita. Karena itu, tidak peduli apakah kita bergaul, baik dengan keluarga, teman, atau rekan kerja, begitu orang lain melakukan hal-hal yang tidak sejalan dengan gagasan kita, atau tidak mendengarkan kita, kita tidak bisa tidak mengendalikan amarah kita untuk mengajari orang lain; Kita telah didominasi oleh sifat alami yang congkak, dan serakah, hanya memikirkan keuntungan, dan manfaat diri sendiri. Begitu kita kehilangan keuntungan kita, kita tidak bisa menahan amarah kita, dan emosi kita tersingkap. Dapat dilihat dari sini, bahwa kita marah, dan emosi tersingkap tanpa kita sadari, semua disebabkan karena sifat alami dosa kita. Jika sifat alami dosa kita tidak diselesaikan, maka kita tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah amarah. Bahkan jika kita berusaha untuk menahan diri kita, ketika kita mengalami hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita, kita hanya bisa menahan diri untuk sementara waktu, dan mungkin kita akan kembali meledak tentang hal lainnya.


Beberapa orang mungkin bertanya, bukankah dosa kita telah diampuni dengan menerima keselamatan dari Tuhan Yesus? Mengapa Anda masih bisa marah tanpa sadar di bawah kendali sifat kerusakan, dan tidak bisa menyingkirkan belenggu dosa? Mari kita memahami dengan membaca dua bagian dari firman Tuhan terlebih dahulu. Tuhan berkata: “Dosa manusia diampuni melalui Tuhan yang berinkarnasi, namun bukan berarti manusia tidak lagi memiliki dosa dalam dirinya. Dosa manusia dapat diampuni melalui korban penghapusan dosa, tetapi manusia belum mampu menyelesaikan masalah bagaimana ia dapat untuk tidak lagi berbuat dosa dan bagaimana agar sifat dosanya dapat dibuang sepenuhnya dan diubahkan. Dosa manusia diampuni karena pekerjaan penyaliban Tuhan, tetapi manusia tetap hidup dalam watak lama Iblis yang rusak. Dengan demikian, manusia harus sepenuhnya diselamatkan dari watak rusak Iblis sehingga sifat dosa manusia sepenuhnya dibuang dan tidak akan pernah lagi berkembang, sehingga memungkinkan watak manusia berubah. Hal ini mengharuskan manusia memahami jalan pertumbuhan dalam kehidupan, jalan hidup, dan cara untuk mengubah wataknya. Hal ini juga mengharuskan manusia untuk bertindak sesuai dengan jalan ini sehingga watak manusia dapat secara bertahap diubahkan dan ia dapat hidup di bawah cahaya terang, sehingga segala sesuatu yang ia lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga ia dapat membuang watak rusak Iblisnya, dan supaya dia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kegelapan Iblis, sehingga ia pun benar-benar lepas dari dosa.”

Lanjutkan membaca “Apakah Anda Tahu Bagaimana Cara Menyelesaikan Amarah”
Renungan Harian

Doa Kristen: bagaimana cara berdoa agar dijawab Tuhan

Tuhan Yesus pernah berkata: “Karena itu Aku berkata kepadamu, apa saja yang engkau inginkan, ketika engkau berdoa, percayalah bahwa engkau telah menerimanya, dan engkau akan memilikinya” (Markus 11:24). Tetapi sekarang banyak saudara orang Kristen tidak merasakan kehadiran Tuhan dalam doa. Tidak ada pencerahan ketika membaca Alkitab dan tidak ada penerangan Roh Kudus ketika berdoa; Lemah dan negatif, tidak ada keyakinan setelah doa, berdoa untuk pemulihan gereja, setelah berdoa gereja masih sepi, dan sebagainya. Kita juga dengan tulus berdoa kepada Tuhan, mengapa Tuhan tidak mendengarkan doa kita? Bagaimana doa Kristen dapat didengar oleh Tuhan?

Lanjutkan membaca “Doa Kristen: bagaimana cara berdoa agar dijawab Tuhan”