video Kristen

Film Kristen – Klip Film TERLEPAS DARI JERAT(4)

Dalam agama, ada banyak orang yang percaya bahwa sekalipun pendeta dan penatua memegang kuasa dalam kalangan keagamaan dan menempuh jalan orang Farisi yang munafik, sekalipun mereka menerima dan mengikuti pendeta serta penatua, mereka sebetulnya percaya kepada Tuhan Yesus, bukannya kepada pendeta dan penatua, jadi bagaimana bisa dikatakan bahwa jalan yang mereka tempuh juga adalah jalan orang Farisi? Apakah orang benar-benar tidak bisa diselamatkan dengan percaya kepada Tuhan dalam agama?

nonton film rohani kristen dapat memungkinkan Anda untuk memahami kebenaran dan mengenal Tuhan dan menemukan cara untuk diselamatkan oleh Tuhan dan masuk ke kerajaan surga.”

Misteri Alkitab

Menafsirkan kembali “Dibenarkan oleh iman”, saya menyambut kembalinya Tuhan

Percaya pada Tuhan yang Benar, Hatiku Dipenuhi Kedamaian dan Sukacita
Keluargaku dulunya beragama Buddha, tetapi pada tahun 2004, kami bersama bibiku pindah agama menjadi percaya kepada Tuhan Yesus. Pada saat itu, aku menyadari bahwa umat manusia diciptakan oleh Tuhan, dan bahwa kelangsungan hidup manusia hingga saat ini adalah karena penyaliban Tuhan Yesus demi menebus kita; aku merasa bahwa kasih Tuhan benar-benar hebat. Secara khusus, aku tersentuh saat melihat para misionaris memberitakan injil, mengunjungi saudara-saudari mereka, dan tanpa pamrih membantu saudara-saudari mereka yang kesulitan. Jadi, aku dibaptis menjadi orang Kristen. Setelah percaya kepada Tuhan, aku senang membaca Alkitab dan mendengarkan khotbah, dan saat itulah aku membaca ayat-ayat Alkitab: “Sebab dengan hati, orang percaya kepada kebenaran; dan dengan mulut, pengakuan kepada keselamatan dibuat” (Roma 10:10). “Karena dibenarkan oleh iman, kita hidup dalam damai bersama Tuhan melalui Tuhan kita, Yesus Kristus” (Romas 5:1). Aku merasa bahwa Tuhan telah memberi kami begitu banyak kasih karunia. Hanya dengan percaya kepada Tuhan Yesus, kita bisa disebut orang yang benar, dosa-dosa kita sudah ditebus, dan diangkat ke kerajaan surga ketika Tuhan datang. Ini berkat yang luar biasa! Aku bersumpah untuk memiliki iman sampai akhir. Tidak peduli lingkungan seperti apa yang aku temui, aku akan berdoa, membaca Alkitab, dan tetap hidup di hadapan Tuhan. Setelah itu, aku membaca Alkitab dengan serius setiap hari, aktif mengikuti kebaktian, dan hatiku dipenuhi dengan kedamaian, sukacita, dan kepercayaan diri.

Lanjutkan membaca “Menafsirkan kembali “Dibenarkan oleh iman”, saya menyambut kembalinya Tuhan”
Renungan Harian

Bacaan injil hari ini : Apakah Kita Bisa Diangkat ke Kerajaan Surga dengan Mengakui Tuhan dengan Mulut dan Percaya kepada-Nya dalam Hati Kita?

Saat ini, gempa bumi, kebakaran, banjir, wabah serangga, wabah dan bencana lainnya semakin besar, dan baru-baru ini coronavirus telah menyebar ke seluruh dunia. Menghadapi bencana-bencana ini, banyak orang percaya berpikir bahwa, setelah menerima keselamatan dari penyaliban Tuhan Yesus, selama mereka mengakui Tuhan dengan mulut dan percaya kepada-Nya dalam hati mereka maka mereka diselamatkan. Mereka percaya bahwa selama mereka sering berdoa dan banyak membaca Alkitab dan memiliki iman kepada Tuhan, maka Tuhan akan melindungi mereka dari bencana, dan mereka akan terus diangkat ke dalam kerajaan surga ketika Dia kembali, karena Alkitab mengatakan: “Sebab dengan hati, orang percaya kepada kebenaran; dan dengan mulut, pengakuan kepada keselamatan dibuat” (Roma 10:10).Tetapi apakah anggapan ini benar? Apakah itu sesuai dengan kehendak Tuhan? Mari kita menyelidiki bersama,untuk membantu Anda menemukan jalan yang telah Tuhan janjikan untuk memasuki kerajaan surga.

Bacaan renungan injil hari ini : Apakah Kita Bisa Diangkat ke Kerajaan Surga dengan Mengakui Tuhan dengan Mulut dan Percaya kepada-Nya dalam Hati Kita?

Lanjutkan membaca “Bacaan injil hari ini : Apakah Kita Bisa Diangkat ke Kerajaan Surga dengan Mengakui Tuhan dengan Mulut dan Percaya kepada-Nya dalam Hati Kita?”
Renungan Harian

Dapatkah Kita Masuk ke Dalam Kerajaan Surga Setelah Dosa Kita Diampuni

Minggu, 5 Agustus 2018. Berawan.

Setelah pertemuan hari ini, seorang saudara datang mencariku, wajahnya dipenuhi kekhawatiran. Dia berkata bahwa Tuhan menuntut manusia untuk kudus, tetapi manusia sering tanpa sadar berbuat dosa, dan jika manusia selalu hidup dalam dosa seperti ini, apakah dia dapat masuk ke dalam kerajaan surga ketika Tuhan datang? Aku memberitahukan kepadanya bahwa Tuhan Yesus telah disalibkan dan menanggung semua dosa kita, membayar harga dengan nyawa-Nya. Kukatakan kepadanya bahwa dosa-dosa kita telah diampuni karena kita percaya kepada Tuhan Yesus, dan Tuhan tidak lagi melihat kita sebagai orang berdosa, dan asalkan kita dapat menyerahkan segala sesuatu dan mengorbankan diri kita, bekerja keras untuk Tuhan, dan bertahan sampai akhir, kita akan diangkat ke dalam kerajaan surga ketika Tuhan datang kembali. Setelah saudara itu mendengarku mengatakan ini, tampak seakan-akan dia tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan, dan dia pergi dengan kelihatan agak kecewa. Sementara melihatnya meninggalkanku, aku merasakan beberapa emosi yang sangat kompleks. Sejujurnya, bukankah aku memiliki kekhawatiran yang sama dengan saudara ini? Merenungkan tentang bagaimana aku telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun tetapi sering kali aku telah diikat oleh dosa, dan telah hidup dalam kondisi di mana aku berbuat dosa di siang hari dan mengaku dosa di malam hari, aku juga tidak ingin terus hidup seperti itu. Namun aku benar-benar tidak mampu mengalahkan dosa, dan karenanya aku sering berdoa kepada Tuhan dan memperkuat pembacaan firman. Namun aku tidak pernah menyelesaikan masalah dosaku. Tuhan itu kudus, jadi apakah Dia akan memuji seseorang seperti diriku, yang begitu penuh dengan dosa?

Selasa, 7 Agustus 2018. Berawan.

Hari ini aku bertengkar dengan istriku karena sebuah masalah sepele, dan aku merasa sangat bersalah dan tertekan. Mengapa aku kembali mengulangi kesalahan masa lalu? Malam ini, aku menangis saat aku berdoa kepada Tuhan dan mengakui dosa-dosaku, dan setelah aku berdoa, aku tetap merasa sedih. Aku teringat ajaran Tuhan: “Engkau harus mengasihi Tuhan dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap pikiranmu. Inilah perintah pertama dan yang terutama. Dan perintah yang kedua, yang sama dengan itu, Engkau harus mengasihi sesamamu manusia seperti diri sendiri” (Matius 22:37-39). Firman ini terutama meminta kita untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan jiwa kita, dan kedua, kita harus mengasihi sesama seperti diri kita sendiri; saudara-saudari harus saling mendorong, bersikap toleran dan sabar satu sama lain dan saling memberikan penghiburan dan berbelas kasihan. Ini adalah sesuatu yang harus kita lakukan sebagai orang Kristen, dan hanya dengan cara inilah kita dapat menjalani kehidupan yang memuliakan Tuhan dan menjadi kesaksian bagi-Nya. Namun selama beberapa tahun terakhir kepercayaanku kepada Tuhan, aku bahkan belum memenuhi satu tuntutan ini: ketika di rumah, terkadang aku dan istriku bertengkar karena masalah-masalah kecil; ketika di gereja dan saudara-saudari mengatakan hal-hal yang membuatku malu, aku mulai berprasangka terhadap mereka, dan terkadang aku bahkan mengabaikan mereka. Sering kali, aku berdoa bahwa aku ingin mengasihi Tuhan, tetapi ketika sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi di rumah atau sesuatu tidak berjalan seperti yang seharusnya, aku masih salah paham dan menyalahkan Tuhan, berpikir “Aku telah mengorbankan diriku untuk Tuhan, jadi mengapa Dia tidak melindungiku? …” Oh, tidak ada satu pun yang kulakukan yang memenuhi tuntutan Tuhan atau sesuai dengan kehendak Tuhan. Meskipun aku sering berdoa kepada Tuhan, aku masih sering berbuat dosa, dan aku tidak mampu mengendalikannya betapapun aku menginginkannya. Aku sering kali berpikir: “Walaupun dosa-dosaku telah diampuni karena kepercayaanku kepada Tuhan, aku masih selalu berbuat dosa dan mendukakan Tuhan. Jika aku terus seperti ini, dapatkah aku masuk ke dalam kerajaan surga ketika Tuhan datang? Bagaimana aku bisa berhenti berbuat dosa?”

Baru-baru ini, aku sering menyelidiki Alkitab, dan banyak kali mencari penjelasan dari para pendeta dan penatua, tetapi aku tidak pernah mendapat jawaban yang memuaskan. Masalah ini secara langsung terkait dengan masalah penting tentang apakah aku akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga atau tidak, dan bagaimanapun juga, aku tidak boleh mengabaikan masalah ini. Tuhan berkata: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan menemukan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius 7:7). Aku percaya bahwa, asalkan aku memiliki hati yang mencari, Tuhan pasti akan memberiku pencerahan.

Minggu, 12 Agustus 2018. Mendung.

Pagi ini, setelah menaikkan doa yang sungguh-sungguh kepada Tuhan, seperti biasa, aku membuka Alkitab dan memulai saat teduhku. Aku kemudian membaca sebuah ayat dalam kitab Wahyu yang menggerakkan hatiku: “Dan sekali-kali tidak akan masuk ke sana segala sesuatu yang mencemarkan, siapa pun yang melakukan kekejian, atau berdusta, melainkan hanya mereka yang tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba” (Wahyu 21:27). Alkitab memberi tahu kita dengan jelas bahwa kita yang belum ditahirkan tidak dapat masuk ke sana, dan bukankah frasa “ke sana” ini merujuk pada kerajaan surga? Kemudian aku membaca pasal 7, ayat 21 dalam Injil Matius: “Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.” Dan juga Yohanes 8:34–35 mengatakan, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi Anak tetap tinggal selama-selamanya.” Saat aku merenungkan ayat-ayat Alkitab ini, aku berpikir bahwa, meskipun aku telah berdoa kepada Tuhan dan membaca Alkitab setiap hari selama bertahun-tahun aku percaya kepada Tuhan, dan telah sering memberitakan Injil dan melayani, menyerahkan segalanya dan mengorbankan diriku untuk Dia, aku masih dengan sadar melakukan dosa, aku berbuat dosa dan kemudian mengaku dosa, dan aku tidak mampu menaati ajaran Tuhan atau melakukan apa yang Tuhan tuntut. Jelas sekali aku bukan orang yang melakukan kehendak Bapa di surga, apalagi orang yang telah ditahirkan, jadi apakah aku masih dapat masuk ke dalam kerajaan surga? Kerajaan surga adalah kerajaan Tuhan dan Tuhan itu kudus, jadi bagaimana mungkin orang yang penuh kekotoran dan yang selalu berbuat dosa dapat pernah memenuhi syarat untuk masuk kerajaan surga dan hidup bersama Tuhan? Tampaknya masuk ke dalam kerajaan surga tidak sesederhana yang kita bayangkan!

Senin, 13 Agustus 2018. Berawan dan cerah.

Hari ini, aku bertemu Saudara Zheng, yang sudah lama tidak kujumpai, dan aku sangat senang bertemu dengannya. Saat kami mengobrol, aku menyinggung hal yang telah membingungkanku selama ini. Setelah aku memberi tahu dia tentang hal itu, Saudara Zheng memberiku persekutuan, dengan berkata, “Dosa manusia diampuni ketika Tuhan Yesus disalibkan, dan ketika kita percaya kepada Tuhan, dosa kita diampuni dan kita diselamatkan. Namun, apa arti sesungguhnya saat dikatakan bahwa dosa-dosa kita telah diampuni? Jika kita dapat memahami masalah ini, kita akan tahu mengapa kita masih berbuat dosa bahkan setelah percaya kepada Tuhan dan apa artinya dosa-dosa kita diampuni. Mengenai apakah kita akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga atau tidak, pertama-tama kita harus melihat latar belakang penampakan dan pekerjaan Tuhan Yesus. Pada akhir Zaman Hukum Taurat, manusia semakin dirusak oleh Iblis dan semakin banyak berbuat dosa, sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi korban penghapus dosa yang dapat mereka persembahkan yang akan cukup untuk menebus dosa mereka, dan manusia berada dalam bahaya dikutuk dan dihukum mati oleh hukum Taurat saat itu. Dengan latar belakang ini, Tuhan menjadi manusia sebagai Tuhan Yesus dan disalibkan di kayu salib sebagai korban penghapus dosa bagi manusia, dan dengan demikian dosa-dosa manusia diampuni sekali dan selamanya. Setelah itu, asalkan manusia berdoa, mengaku, dan bertobat di dalam nama Tuhan, maka dosa-dosa mereka diampuni, dan mereka tidak lagi berada di bawah kutuk dan hukuman hukum Taurat. Tuhan juga tidak lagi melihat manusia sebagai orang berdosa, dan mereka dapat secara langsung berdoa dan berseru kepada Tuhan, dan menikmati anugerah Tuhan yang berlimpah dan pembekalan dari kebenaran-Nya. Dari sini dapat dipahami bahwa dosa-dosa kita diampuni karena kepercayaan kita kepada Tuhan, dan yang dimaksud dengan ‘dosa-dosa kita diampuni’ hanyalah bahwa Tuhan telah mengampuni dosa-dosa kita karena melanggar hukum Taurat dan perintah-Nya serta menentang firman-Nya. Dengan kata lain, Tuhan tidak akan mengingat perbuatan dosa kita yang melanggar dan menyinggung hukum Tuhan. Namun watak jahat dan natur dosa kita, yang menyebabkan kita berbuat dosa, belum diampuni oleh Tuhan, dan justru karena natur dosa yang menentang Tuhan dan watak jahat kita yang terus ada itulah yang membuat kita masih dapat sering berbuat dosa. Karena itu, dapat dilihat bahwa natur dosa kita adalah sesuatu yang paling menentang Tuhan dan bertentangan dengan kebenaran, dan jika kita tidak menyelesaikan natur dosa kita, masalah dosa manusia tidak akan mungkin terselesaikan, dan kita bahkan dapat melakukan dosa yang lebih buruk daripada melanggar hukum Taurat, dan masuk ke dalam kerajaan surga pun akan menjadi sama sekali tidak mungkin. Alkitab dengan jelas menyatakan: ‘Tetapi karena Dia yang memanggilmu kudus, jadilah engkau kudus dalam semua perkataanmu: karena ada tertulis, kuduslah engkau, karena Aku kudus’ (1 Petrus 1:15-16). ‘Karena jika kita dengan sengaja berbuat dosa setelah menerima pengetahuan kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada adalah penghakiman mengerikan dan lautan api yang akan menghanguskan orang-orang durhaka’ (Ibrani 10:26-27). ‘Karena ganjaran dosa adalah kematian’ (Roma 6:23). Dari ayat-ayat ini aku melihat bahwa jika natur dosa kita belum terselesaikan, dan kita tetap hidup dalam kondisi di mana kita berbuat dosa di siang hari dan mengaku dosa di malam hari, meskipun kita mungkin percaya kepada Tuhan sampai akhir, kita tetap akan binasa, karena Tuhan itu kudus, dan manusia yang kotor dan rusak tidak layak menerima berkat dan janji Tuhan, dan tidak akan dapat masuk ke dalam kerajaan Tuhan.”

Saat ini, hatiku terasa agak lebih terang, dan aku mengerti bahwa dosa-dosa kita diampuni hanya berarti bahwa Tuhan telah mengampuni perbuatan dosa kita karena melanggar hukum Tuhan. Namun kita belum menyelesaikan natur dosa kita yang menentang Tuhan, jadi tidak heran aku tidak dapat menyelesaikannya betapapun aku menginginkannya, saat aku hidup setiap hari dalam keadaan berbuat dosa di siang hari dan mengaku dosa di malam hari! Syukur kepada Tuhan! Persekutuan yang kuterima hari ini benar-benar sangat jelas, dan aku merasa sepertinya awan telah berlalu dan akhirnya aku bisa melihat langit biru. Ketika aku akan pergi, Saudara Zheng memberiku sebuah buku dan berkata bahwa semua pemahamannya berasal dari membaca buku ini, dan aku merasa bahagia.

Rabu, 15 Agustus 2018. Hari yang cerah.

Syukur atas kasih Tuhan, aku merasa cukup baik beberapa hari terakhir ini. Dari buku yang diberikan Saudara Zheng kepadaku ini, aku jadi memahami banyak kebenaran yang sebelumnya tidak kupahami, dan itu telah meruntuhkan kegalauan dan kebingunganku selama bertahun-tahun. Aku membaca dalam buku itu: “Karena, di Zaman Kasih Karunia, roh jahat diusir dari manusia melalui penumpangan tangan dan doa, namun watak rusak dalam diri manusia tetap tinggal di dalam dirinya. Manusia disembuhkan dari sakitnya dan diampuni dosa-dosanya, tetapi pekerjaan mengenyahkan watak rusak Iblis dalam diri manusia belumlah dilakukan dalam dirinya. Manusia hanya diselamatkan dan diampuni dosanya karena imannya, tetapi sifat dosa manusia tidak diambil daripadanya dan masih tetap ada dalam dirinya. Dosa manusia diampuni melalui Tuhan yang berinkarnasi, namun bukan berarti manusia tidak lagi memiliki dosa dalam dirinya. Dosa manusia dapat diampuni melalui korban penghapusan dosa, tetapi manusia belum mampu menyelesaikan masalah bagaimana ia dapat untuk tidak lagi berbuat dosa dan bagaimana agar sifat dosanya dapat dibuang sepenuhnya dan diubahkan” (“Misteri Inkarnasi (4)” dalam “Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia”). “Engkau hanya tahu bahwa Yesus akan turun ke bumi pada akhir zaman, tetapi bagaimana tepatnya Dia akan turun? Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan, atau disempurnakan Tuhan, mungkinkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih berada dalam diri manusia yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak berarti bahwa engkau tidak berdosa, dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak sekali kau! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau baru hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus langsung melakukan pekerjaan pengubahan dan pembersihan terhadapmu. Jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat Tuhan yang baik, sebab engkau melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan dalam mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, engkau, seorang berdosa yang baru ditebus saja, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan” (“Mengenai Sebutan dan Identitas” dalam “Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia”).

Membaca firman ini dan kemudian merenungkan apa yang disampaikan oleh Saudara Zheng kepadaku, tiba-tiba semuanya menjadi jelas bagiku. Ternyata Tuhan Yesus hanya melakukan pekerjaan penebusan umat manusia, dengan demikian memungkinkan dosa-dosa kita diampuni dan kita diselamatkan melalui kepercayaan kita; yang belum dilakukan-Nya adalah pekerjaan untuk mentahirkan dan mengubah manusia sepenuhnya. Meskipun Tuhan mengampuni dosa-dosa kita, Dia tidak membebaskan kita dari natur jahat kita, dan watak rusak di dalam diri kita tetap ada, seperti kecongkakan, keegoisan, kecurangan, dan kejahatan. Hal-hal ini lebih dalam dan lebih degil daripada dosa, dan kecuali natur jahat yang menentang Tuhan dan watak rusak ini diselesaikan, kita akan terus tanpa sadar melakukan dosa dan menentang Tuhan. Ini membuatku berpikir tentang bagaimana kita selalu hidup dalam dosa. Contohnya, dalam transaksi kita dengan orang lain, kita selalu ingin mengambil keuntungan dari mereka dan sama sekali tidak mau rugi; ketika kita melihat orang lain yang lebih baik daripada kita, kita sering mengungkapkan watak rusak kita berupa perasaan iri hati dan ketidaktaatan; kita tidak mengatakan apa pun ketika seseorang tidak menyenangkan kita, tetapi hati kita jadi dipenuhi dengan kebencian terhadap mereka; ketika Tuhan memberi anugerah kepada kita, kita merasa bahagia, tetapi ketika Dia tidak memberi anugerah kepada kita, kita menyalahkan Dia, sedemikian rupa sehingga ketika bencana alam atau bencana akibat perbuatan manusia terjadi, banyak pemahaman muncul dalam diri kita tentang Tuhan, dan dalam kasus-kasus serius, kita bahkan dapat menyangkal dan mengkhianati Tuhan …. Setiap hari, kita hidup dalam lingkaran setan berbuat dosa, mengaku dosa, dan kemudian kembali berbuat dosa, seperti yang dikatakan Rasul Paulus: “Karena aku tahu, bahwa di dalam aku (yaitu, di dalam dagingku), tidak ada hal yang baik, karena dalam diriku ada kehendak; tetapi aku tidak mendapati cara berbuat apa yang baik” (Roma 7:18). Jika Tuhan sendiri tidak datang untuk melakukan pekerjaan mentahirkan dan mengubah manusia, maka tak seorang pun dari kita yang akan mampu melepaskan ikatan dan kekangan dosa, kita akan dikalahkan oleh dosa, kita akan mengikuti tren jahat dunia, mengingini kesenangan dosa, dan tidak ada yang kita hidupi akan memiliki kemanusiaan yang normal sedikit pun. Bahkan orang-orang yang percaya kepada Tuhan sepanjang hidup mereka, atau para pemimpin agama yang mengetahui Alkitab dengan baik dan yang memiliki pengetahuan yang luas dalam ayat-ayat, mereka pun seperti ini—tak seorang pun dari mereka mampu melepaskan ikatan dosa. Jadi, bahkan jika dosa kita dapat diampuni ribuan kali, sepuluh ribuan kali, kita tetap tidak akan memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan surga.

Syukur kepada Tuhan! Firman ini sangat berharga dan telah menyelesaikan masalah yang telah begitu lama membingungkanku ini. Jadi bagaimana sebenarnya kita dapat menyingkirkan dosa? Apakah buku ini punya sebuah jalan untuk melakukan ini? Aku harus terus membaca …

Kamis, 16 Agustus 2018. Mendung berubah cerah.

Di sore hari, matahari tetap dapat bersinar dari balik awan tebal. Aku sedang duduk di perpustakaanku sambil terus membaca buku itu.

Aku bersyukur atas pencerahan dan bimbingan Tuhan! Di dalam buku ini, aku telah menemukan jalan untuk melepaskan ikatan dosa: “Dosa manusia diampuni karena pekerjaan penyaliban Tuhan, tetapi manusia tetap hidup dalam watak lama Iblis yang rusak. Dengan demikian, manusia harus sepenuhnya diselamatkan dari watak rusak Iblis sehingga sifat dosa manusia sepenuhnya dibuang dan tidak akan pernah lagi berkembang, sehingga memungkinkan watak manusia berubah. Hal ini mengharuskan manusia memahami jalan pertumbuhan dalam kehidupan, jalan hidup, dan cara untuk mengubah wataknya. Hal ini juga mengharuskan manusia untuk bertindak sesuai dengan jalan ini sehingga watak manusia dapat secara bertahap diubahkan dan ia dapat hidup di bawah cahaya terang, sehingga segala sesuatu yang ia lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga ia dapat membuang watak rusak Iblisnya, dan supaya dia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kegelapan Iblis, sehingga ia pun benar-benar lepas dari dosa. Hanya dengan begitu, manusia akan menerima keselamatan yang lengkap” (“Misteri Inkarnasi (4)” dalam “Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia”). “Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menanggung dosa manusia sebagai korban penghapus dosa, tetapi juga membuat Tuhan wajib melakukan pekerjaan yang lebih besar untuk melepaskan manusia dari wataknya yang telah dirusak Iblis. Jadi, setelah dosa manusia diampuni, Tuhan kembali menjadi daging untuk memimpin manusia memasuki zaman yang baru. Tuhan memulai melakukan hajaran dan penghakiman, dan pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka benar-benar hidup dalam terang dan akan mendapatkan kebenaran, jalan, dan hidup” (Kata Pengantar, Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia).

Ketika membaca dua bagian ini, tiba-tiba aku mengerti: ternyata, jika kita ingin melepaskan ikatan dan kekangan watak kita yang jahat dan rusak, kita harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman dan kemudian watak kita yang rusak dapat diubah dan ditahirkan, dan baru pada saat itulah kita akan memenuhi syarat untuk melihat wajah Tuhan, memperoleh keselamatan Tuhan yang sempurna, dan hidup selamanya dalam kerajaan Tuhan. Aku mau tak mau teringat dengan sesuatu yang Tuhan Yesus katakan: “Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu” (Yohanes 16:12–13). Dan nubuat-nubuat dalam Alkitab ini juga muncul di benakku: “Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan” (1 Petrus 4:17). “Yang dijaga oleh kuasa Tuhan oleh iman kepada keselamatan yang siap untuk dinyatakan pada akhir zaman” (1 Petrus 1: 5). Sebenarnya, Tuhan Yesus telah sejak lama menubuatkan bahwa Dia akan datang kembali pada akhir zaman dan akan melakukan pekerjaan penghakiman-Nya agar dapat sepenuhnya mentahirkan dan mengubah watak kita yang rusak, dan memungkinkan kita untuk mendapatkan semua kebenaran dan memperoleh keselamatan Tuhan yang sempurna. Namun aku begitu bodoh dan buta; aku tidak berupaya untuk merenungkan atau mencari kehendak Tuhan di dalam firman-Nya, melainkan aku berpegang pada pemahaman dan imajinasiku sendiri, percaya bahwa Tuhan Yesus telah menanggung semua dosa kita, bahwa dosa-dosa kita telah diampuni, dan asalkan kita menyerahkan segalanya untuk mengikuti Tuhan, kita akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Sekarang tampaknya jika masalah berbuat dosa kita tidak diselesaikan, dengan tubuh kita yang penuh dengan kekotoran dan kerusakan, pada akhirnya kita tidak akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga, sama seperti yang dikatakan dalam buku ini: “Engkau harus tahu orang-orang semacam apa yang Aku inginkan. Orang yang tidak murni tidak diizinkan masuk ke dalam kerajaan. Orang-orang yang tidak murni tidak diizinkan mencemarkan tanah yang kudus. Meskipun engkau mungkin sudah melakukan banyak pekerjaan, dan telah bekerja selama bertahun-tahun, pada akhirnya, jika engkau masih tetap kotor dan menyedihkan—menurut hukum Surga tidak dapat dibenarkan engkau berharap dapat masuk ke dalam kerajaan-Ku! Semenjak dunia dijadikan sampai saat ini, tak pernah Aku memberi jalan masuk yang mudah bagi orang-orang yang menjilat untuk mendapatkan perkenanan-Ku. Inilah peraturan surga, dan tak seorang pun dapat melanggarnya!” (“Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Dijalani Manusia” dalam “Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia”).

Firman ini memiliki otoritas dan kuasa, dan aku mengerti bahwa Tuhan itu pengasih dan penyayang, namun Dia juga adalah Tuhan itu sendiri yang benar dan kudus. Tuhan tidak mengizinkan manusia yang kotor dan rusak untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya, dan jika natur dosa kita tidak ditahirkan dan diubah, bahkan jika dosa-dosa kita telah diampuni, dan secara lahiriah kita tampaknya melakukan beberapa perbuatan baik dan kita menyerahkan segalanya, mengorbankan diri kita dan bekerja untuk Tuhan, impian kita untuk masuk ke dalam kerajaan surga hanya akan selamanya menjadi sebuah mimpi!

Awan benar-benar telah berlalu dan sekarang aku melihat sinar matahari! Akhirnya sekarang aku mengerti bahwa kita yang telah memperoleh keselamatan Tuhan hanya telah diampuni dari dosa-dosa kita dan telah ditebus, tetapi kita belum membebaskan diri kita dari dosa. Kita masih harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman dan ditahirkan, dan baru pada saat itulah kita akan memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan surga dan memperoleh hidup yang kekal. Ini dengan tepat menggenapi apa yang dinubuatkan dalam Kitab Wahyu: “Dan sekali-kali tidak akan masuk ke sana segala sesuatu yang mencemarkan, siapa pun yang melakukan kekejian, atau berdusta, melainkan hanya mereka yang tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba” (Wahyu 21:27). Syukur kepada Tuhan, karena akhirnya aku tahu cara membebaskan diriku dari dosa!

Kesaksian Kristen

Kita Hanya Dapat Memasuki Kerajaan Surga dengan Melakukan Kehendak Tuhan (Bagian Satu)

Oleh Saudari Xinshou, Amerika Serikat

Catatan Editor: Banyak orang percaya bahwa hanya dengan meninggalkan, mencurahkan diri, bersusah payah, dan bekerja untuk Tuhan, kita sedang melakukan kehendak Bapa, tetapi Tuhan Yesus berkata,

“Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Banyak orang akan berkata kepada-Ku di hari itu kelak, Tuhan, Tuhan, bukankah kami telah bernubuat demi nama-Mu, telah mengusir setan-setan demi nama-Mu, dan melakukan banyak pekerjaan ajaib demi nama-Mu? Saat itu Aku akan menyatakan kepada mereka, Aku tidak pernah mengenalmu: pergilah daripada-Ku, engkau yang melakukan kejahatan” (Matius 7:21–23). Mengapa Tuhan Yesus berkata bahwa mereka yang bekerja dan berkhotbah dalam nama-Nya adalah para pelaku kejahatan? Bukankah meninggalkan, mencurahkan diri, bersusah payah, dan bekerja untuk Tuhan berarti melakukan kehendak Bapa? Apa artinya melakukan kehendak Bapa? Pengalaman Saudari Xinshou memberikan kita sebuah jawaban. Bacalah terus untuk mengetahuinya lebih lanjut …

Pada tahun 2012, aku dan suamiku datang ke Amerika Serikat untuk mencari pekerjaan. Dalam suatu kebetulan yang membahagiakan, aku pergi ke sebuah gereja untuk mendengarkan khotbah, dan ketika aku mendengar pendeta berkhotbah bahwa Tuhan Yesus disalibkan untuk menebus dosa-dosa kita, aku terkejut. Terutama ketika aku mendengar nyanyian pujian kepada Tuhan, kasih Tuhan Yesus yang tanpa pamrih membuatku menangis. Kasih Tuhan bagaikan lampu yang menyala di malam yang gelap yang menerangi seluruh hidupku. Aku mulai berpartisipasi dalam semua jenis kegiatan gereja. Belakangan, aku dipilih untuk tugas-tugas menerima tamu di gereja, dan aku dengan antusias memberitakan Injil bagi Tuhan. Aku percaya bahwa selama aku mencurahkan diri bagi Tuhan dengan bersemangat, aku adalah hamba setia Tuhan, bahwa Dia akan senang denganku, dan bahwa Dia akan memberiku berkat.

Saat Perubahan Tak Terduga Menimpaku, Aku Terjebak dalam Kebingungan

Kami diberkati oleh Tuhan, dan bisnis kami bertumbuh. Pada tahun 2013, kami membuka sebuah perusahaan waralaba, dan bisnis berkembang pesat. Namun masa-masa indah itu tidak berlangsung lama—pada tahun 2015, dengan alasan bahwa kami melanggar peraturan bagi pemegang waralaba, pemilik waralaba mendenda kami sejumlah seluruh bonus tahunan kami. Ketika kami kalah dalam gugatan hukum kami, perusahaan kami berada di ambang kebangkrutan, dan perkara tersebut membuat kami terbelit hutang yang sangat besar. Ketika kami kehilangan kasih karunia Tuhan, aku seperti anak domba yang kehilangan arah. Aku tidak tahu harus ke mana, dan aku merasa sengsara dan tidak berdaya. Larut malam, ketika semua orang tertidur, aku sering berpikir, “Aku sudah selalu bersemangat mencurahkan diri bagi Tuhan dan melayani gereja, jadi mengapa Tuhan tidak mengawasi dan melindungiku? Ataukah hal ini terjadi padaku karena aku melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan?” Aku sangat bingung, dan aku sering kali menangis sementara aku berdoa kepada Tuhan, “Tuhan! Aku tidak tahu mengapa hal ini telah terjadi padaku, dan aku tersiksa. Tuhan! Aku tidak bisa merasakan hadirat-Mu. Apakah Engkau benar-benar telah meninggalkan aku? Tuhan! Di manakah Engkau? Tolong beri aku petunjuk-Mu!” Tetapi setelah aku berdoa, hatiku tetap terasa berat. Tanpa menyadarinya, imanku kepada Tuhan jauh berkurang. Aku menghadiri semakin sedikit pertemuan di gereja, dan aku hanya terus membaca Alkitab dan berdoa di rumah.

Kebingungan Tentang Orang Seperti Apa Yang Dapat Memasuki Kerajaan Surga

Suatu hari, ketika aku membaca Alkitab, aku menemukan firman Tuhan Yesus,

“Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Banyak orang akan berkata kepada-Ku di hari itu kelak, Tuhan, Tuhan, bukankah kami telah bernubuat demi nama-Mu, telah mengusir setan-setan demi nama-Mu, dan melakukan banyak pekerjaan ajaib demi nama-Mu? Saat itu Aku akan menyatakan kepada mereka, Aku tidak pernah mengenalmu: pergilah daripada-Ku, engkau yang melakukan kejahatan” (Matius 7:21–23). Firman Tuhan membuatku merenung, “Mengapa Tuhan Yesus mengatakan mereka yang meninggalkan, mencurahkan diri, bersusah payah, dan bekerja untuk Dia, yang begitu aktif melayani Tuhan, adalah para pelaku kejahatan? Adakah beberapa misteri dalam firman Tuhan Yesus?” Aku bertanya kepada para pendeta dan penatuaku tentang arti ayat-ayat Alkitab ini, tetapi secara seragam, jawaban mereka adalah, “Engkau tidak boleh meragukan firman Tuhan. Selama kita memberitakan Injil dan melakukan lebih banyak pekerjaan, ketika saatnya tiba, kita akan mendapatkan perkenanan Tuhan, dan memasuki kerajaan surga.” Setelah mendengar para pendeta dan penatua mengatakan ini, aku merasa bahwa meskipun aku tidak sepenuhnya memahami maksud Tuhan Yesus dalam ayat-ayat ini, aku kembali menemukan motivasi untuk mencurahkan diri bagi Tuhan, jadi aku kembali mengambil bagian dalam banyak kegiatan gereja.

Suatu hari, pada sebuah pertemuan ibadah penginjilan yang dihadiri oleh ribuan orang, aku mendengar nyanyian pujian yang berjudul “Berjalan Keluar”. Nyanyian pujian itu sangat menyentuh hatiku. Aku menyadari bahwa aku tidak pernah benar-benar meninggalkan apa pun. Aku masih mencurahkan diri semua energiku bagi bisnis dan keluargaku sendiri. Sebenarnya aku telah melakukan sangat sedikit bagi Tuhan. Aku berhutang begitu banyak pada Tuhan! Sementara aku memikirkan hal itu, air mata mengalir tak terbendung di wajahku. Aku diam-diam mendorong diriku sendiri dengan berpikir, “Aku tidak bisa terus seperti ini. Aku perlu memiliki iman pada janji-janji Tuhan. Selama aku dengan penuh semangat menyebarkan Injil, aku percaya Tuhan akan menepati janji-janji-Nya.” Aku menyalakan kembali hasrat dalam diriku untuk mengejar Tuhan, tetapi karena kebingunganku tetap tidak terpecahkan, aku juga sering berdoa kepada Tuhan untuk mencari tahu.

Sebuah Pertemuan yang Ajaib Menyalakan Api di Hatiku

Suatu hari, ketika aku menunggu kereta bawah tanah, kereta-kereta tiba-tiba berhenti. Aku sangat cemas, dan aku bertanya kepada wanita di sebelahku apa yang sedang terjadi. Sementara kami bercakap-cakap, aku mengetahui bahwa dia juga seorang Kristen, jadi kami berdoa bersama-sama kepada Tuhan, dan tak lama kemudian, kereta-kereta berjalan lagi. Ketika kami naik kereta dan mulai berbicara, seolah-olah kami sudah saling kenal selama bertahun-tahun. Kami bercakap-cakap dengan sangat akrab. Kami bertukar nomor telepon, dan aku mengundang saudari baruku untuk belajar Alkitab bersamaku.

Suatu kali, saudariku itu mengundangku ke pertemuan pelajaran Alkitab di gerejanya, dan aku dengan senang hati menyetujuinya. Di sana, aku bertemu Saudari Li dan Saudara Zhang, yang persekutuannya sangat bermanfaat. Mereka memberiku pemahaman yang jauh lebih jelas dan terang tentang ayat-ayat Alkitab yang telah membingungkan aku di masa lalu. Setelah itu, Saudara Zhang memutar video tarian dan nyanyian yang berjudul “Tuhan Telah Bawa Kemuliaan-Nya ke Timur” bagiku. Gambar-gambar dalam video itu membuatku terkejut. Aku berseru berkali-kali karena keterampilan para penarinya. Saudara Zhang memberitahuku bahwa para penari tersebut semuanya adalah saudara-saudari yang percaya pada Tuhan. Aku sangat terkejut, dan berpikir bahwa tarian mereka pasti datang melalui tuntunan Roh Kudus. Namun ketika aku melihat video tersebut menyebutkan bahwa Tuhan telah datang ke Timur, aku berpikir, “Mereka bukan orang-orang yang percaya pada Kilat dari Timur, bukan? Di masa lalu aku hanya mendengar para pendeta dan penatua memperingatkan kami agar tidak berhubungan dengan para misionaris Kilat dari Timur, atau kami akan terhilang dari kawanan domba. Apakah aku benar-benar telah bertemu dengan mereka hari ini?” Namun kemudian aku berpikir, “Ada begitu banyak terang dalam persekutuan mereka, dan melalui interaksiku dengan mereka, aku dapat merasakan bahwa mereka adalah orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, yang sama sekali berbeda dari apa yang dikatakan oleh para pendeta dan penatua. Selama aku berada di sini, aku mungkin lebih baik mendengarkan mereka. Dan jika mereka benar-benar telah mengambil jalan yang salah dalam keyakinan mereka, mungkin aku dapat membujuk mereka agar kembali ke jalan yang benar.” Jadi, aku memutuskan untuk terus mendengarkan.

Setelah itu, aku menjelaskan pertanyaan yang membingungkanku kepada mereka, “Dalam Alkitab, Tuhan Yesus berkata,

‘Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Banyak orang akan berkata kepada-Ku di hari itu kelak, Tuhan, Tuhan, bukankah kami telah bernubuat demi nama-Mu, telah mengusir setan-setan demi nama-Mu, dan melakukan banyak pekerjaan ajaib demi nama-Mu? Saat itu Aku akan menyatakan kepada mereka, Aku tidak pernah mengenalmu: pergilah daripada-Ku, engkau yang melakukan kejahatan’ (Matius 7: 21–23). Di antara orang-orang ini yang mencurahkan diri dan bekerja bagi Tuhan, beberapa meninggalkan keluarga mereka, yang lain mempersembahkan seluruh masa muda mereka bagi pelayanan, dan beberapa bahkan tidak menikah agar dapat melayani Tuhan sepanjang hidup mereka. Berbicara secara logis, mereka seharusnya telah mendapatkan perkenanan Tuhan, jadi mengapa Tuhan Yesus berkata bahwa mereka adalah para pelaku kejahatan? Orang seperti apa yang melakukan kehendak Bapa?”

Saudara Zhang tersenyum dan bersekutu, “Di masa lalu, kita semua percaya bahwa selama kita meninggalkan, mencurahkan diri, bersusah payah, dan bekerja, kita adalah orang-orang yang melakukan kehendak Bapa, bahwa kita akan mendapatkan perkenanan Tuhan, dan dapat memasuki kerajaan surga. Namun, apakah secara lahiriah meninggalkan, mencurahkan diri, bersusah payah, dan bekerja benar-benar berarti bahwa kita melakukan kehendak Tuhan? Ini adalah pertanyaan yang harus kita pertimbangkan dengan cermat! Pikirkan kembali orang-orang Farisi. Mereka sering menafsirkan Kitab Suci bagi orang, berdoa bagi orang percaya, dan melakukan perjalanan jauh dan luas untuk bekerja dan berkhotbah, tetapi ketika Tuhan Yesus datang untuk bekerja, mengapa mereka tidak hanya gagal untuk mendapatkan perkenanan Tuhan, tetapi pada kenyataannya dikutuk oleh Tuhan? Orang-orang Farisi adalah orang-orang yang melayani Tuhan, jadi ketika Tuhan datang untuk bekerja, mereka seharusnya mencari dan menerima keselamatan Tuhan, tetapi mereka justru melakukan yang sebaliknya. Untuk melindungi status dan posisi mereka sendiri, mereka tidak hanya menolak untuk menerima pekerjaan dan firman Tuhan Yesus, mereka juga menipu dan menghasut orang-orang percaya Yahudi agar secara tak terkendali menentang dan mengutuk Tuhan, menjadi saksi palsu untuk menjebak Tuhan, dan bahkan berkolusi dengan pemerintah Romawi agar Tuhan Yesus disalibkan. Semua yang dilakukan orang-orang Farisi menjadikan diri mereka musuh Tuhan. Dengan demikian mereka meyinggung watak Tuhan, dan Tuhan mengutuk dan menghukum mereka. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa secara lahiriah meninggalkan, mencurahkan diri, bersusah payah, dan bekerja tidak berarti bahwa kita melakukan kehendak Tuhan. Lihatlah juga kita, sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Meskipun kita dapat meninggalkan dan mencurahkan diri dalam nama Tuhan, tujuan kita bukanlah untuk mengasihi dan menaati-Nya, tetapi sebaliknya adalah untuk mengambil kasih karunia dan berkat dari Tuhan, dan untuk memasuki kerajaan surga. Ketika kita membayar harga dan mencurahkan diri dengan cara ini, esensi dari apa yang kita lakukan adalah bertransaksi dengan Tuhan. Kita curang dan menggunakan Tuhan. Ketika kita mengalami penyakit atau kemunduran dalam karier kita, daripada mencari kehendak Tuhan, kita tidak melakukan apa-apa selain berdoa dan memohon kepada Tuhan untuk menyingkirkan penyakit atau hambatan yang menyebabkan kita menderita, dan ketika Tuhan tidak memenuhi tuntutan kita, kita mengeluh dan salah paham terhadap Tuhan, menjauhkan diri dari Tuhan, dan dalam kasus-kasus serius menyangkal dan mengkhianati Tuhan. Dalam hal bagaimana kita memperlakukan kedatangan Tuhan kembali, kebanyakan orang tidak memfokuskan upaya mereka untuk memahami firman Tuhan atau mencari kehendak-Nya, tetapi sebaliknya secara membabi-buta mendengarkan para pendeta dan penatuanya. Bahkan ketika orang-orang bersaksi bahwa Tuhan telah datang kembali, mereka tidak mencari atau menyelidiki, dan beberapa melangkah amat jauh dengan mengikuti para pendetanya dalam menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan di akhir zaman. Hal ini sangat parah di antara para pendeta dan penatua dunia keagamaan, yang melihat bahwa pekerjaan dan firman Tuhan di akhir zaman memiliki otoritas dan kuasa, tetapi menolak untuk mencari atau menyelidikinya, dan yang atas nama ‘melindungi kawanan domba dan menjamin keamanan jalan kebenaran,’ tetapi sebenarnya untuk melindungi status dan posisi mereka, berusaha keras untuk menyangkal, mengutuk, dan menentang pekerjaan Tuhan di akhir zaman, mencegah orang percaya untuk menyelidiki pekerjaan Tuhan di akhir zaman, dan menjaga orang dengan ketat di bawah kendali mereka. Bukankah ini menjadikan mereka antikristus yang menentang Tuhan? Dari hal-hal ini, kita dapat melihat bahwa bahkan jika orang dapat meninggalkan, mencurahkan diri, bersusah payah, dan bekerja untuk Tuhan, mereka masih mampu menipu dan menggunakan Tuhan, mengikuti dan menyembah manusia, dan bahkan mengutuk Tuhan, menentang Tuhan, dan bertindak sebagai musuh Tuhan. Bukankah orang-orang seperti ini justru adalah orang-orang yang disebut Tuhan Yesus sebagai para pelaku kejahatan? Jadi, meninggalkan dan mencurahkan diri dengan cara ini bukan hanya tak menerima perkenanan Tuhan, tetapi mengundang kutukan Tuhan.

“Tuhan Yesus berkata, ‘Engkau harus mengasihi Tuhan dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap pikiranmu. Inilah perintah pertama dan yang terutama. Dan perintah yang kedua, yang sama dengan itu, engkau harus mengasihi sesamamu manusia seperti diri sendiri’ (Matius 22:37-39). ‘Jika engkau tetap berada di dalam firman-Ku, engkau adalah sungguh-sungguh murid-Ku’ (Yohanes 8:31). Dari firman Tuhan, kita dapat melihat bahwa mereka yang benar-benar melakukan kehendak Bapa adalah mereka yang, di dalam proses meninggalkan, mencurahkan diri, bersusah payah, dan bekerja, mampu melaksanakan firman Tuhan, mematuhi perintah-perintah Tuhan, menerapkan persyaratan-persyaratan Tuhan bagi manusia, berdiri teguh dan bersaksi bagi Tuhan di tengah-tengah ujian dan pemurnian, dan melakukan segalanya hanya untuk memuaskan Tuhan. Mereka adalah orang-orang dengan kepatuhan dan kasih yang tulus kepada Tuhan. Mereka adalah orang-orang seperti Abraham, yang menghormati Tuhan di atas segalanya dan dapat mematuhi persyaratan-persyaratan Tuhan. Ketika Tuhan memintanya untuk mengorbankan putranya satu-satunya, Ishak, di atas mezbah, dia tidak mencari alasan atau dalih, tetapi melakukan apa yang diperintahkan Tuhan dengan ketaatan mutlak, dengan tulus siap untuk mengembalikan Ishak kepada Tuhan, dan akhirnya diberkati oleh Tuhan. Dan juga seperti Petrus, yang mengabdikan hidupnya untuk mengejar kasih Tuhan dan memuaskan Tuhan. Dia ingat firman Tuhan Yesus, dan merindukan dan mencari kebenaran dalam segala hal. Setelah dia menerima amanat Tuhan, Petrus menggembalakan gereja dengan ketat sesuai dengan kehendak dan persyaratan-persyaratan Tuhan, menekankan untuk melakukan kebenaran dan memuaskan kehendak Tuhan, dan akhirnya disalibkan terbalik demi Tuhan. Dia sangat mengasihi Tuhan sepenuhnya, bahkan taat sampai mati. Keduanya mengorbankan segalanya untuk memuaskan Tuhan, bahkan hidup mereka sendiri. Orang-orang seperti ini adalah mereka yang sungguh-sungguh memiliki ketaatan dan kasih kepada Tuhan. Mereka menciptakan kesaksian yang indah dan bergema bagi Tuhan, dan ini adalah orang-orang yang benar-benar melakukan kehendak Bapa.”

Di masa lalu, ketika aku membaca firman ini dari Tuhan Yesus, aku merasa ada kebenaran yang dapat dicari di dalamnya, tetapi aku tidak sepenuhnya mengerti. Namun, melalui persekutuan Saudara Zhang, aku akhirnya mengerti apa yang Tuhan Yesus maksudkan, dan ketika aku mempertimbangkan firman ini dengan persekutuannya, aku diingatkan tentang semua perilakuku di masa lalu: ketika aku menikmati kasih karunia Tuhan, imanku kepada-Nya tampak kuat, dan aku dengan bersemangat mencurahkan diri bagi Tuhan, tetapi ketika malapetaka dan ujian menimpaku, aku kehilangan imanku kepada Tuhan, bahkan mengeluh bahwa Dia tidak melindungi aku, dan kehilangan hasratku untuk mencurahkan diri bagi-Nya. Memikirkan semua yang telah kulakukan, tampaknya aku benar-benar sedang bertransaksi dengan Tuhan. Apakah aku benar-benar tengah menggunakan dan menipu Tuhan? Bisakah bekerja dan mencurahkan diri seperti itu benar-benar mendapatkan pujian Tuhan? Sepertinya aku sebenarnya bukan seseorang yang melakukan kehendak Bapa! Namun kemudian, bagaimana seseorang bisa menjadi orang yang melakukan kehendak Bapa dan memasuki kerajaan surga? Jadi, aku sekali lagi menjelaskan kebingunganku kepada mereka.

Renungan Harian

Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus berharap kita bisa masuk kerajaan surga dan memiliki hidup yang kekal, tidak jatuh ke neraka, tapi orang seperti apa yang bisa masuk kerajaan surga? Anda mungkin berkata bahwa kita telah menerima keselamatan Tuhan Yesus, dan dosa-dosa kita diampuni, serta kita telah diselamatkan oleh kasih karunia, jadi kita bisa masuk kerajaan surga. Tetapi dalam kehidupan nyata, kita masih sering marah dan mengungkapkan darah dan daging serta kita bisa berbohong dan berbuat dosa untuk keuntungan diri sendiri, dan bahkan kita juga bisa mengungkapkan keegoisan, keserakahan, dan lain-lain. Tuhan itu suci, jadi apakah orang yang seperti kita benar-benar dapat masuk ke dalam kerajaan surga? Klik tautan untuk menonton video tersebut dan Anda akan menemukan jawabannya!

Rekomendasi:Fenomena kembalinya negara Israel, peperangan, gempa bumi, dll. membiarkan kita lihat bahwa tanda-tanda kedatangan Tuhan Yesus telah tergenapi. Untuk memahami lebih lanjut tentang nubuat-nubuat kedatangan Tuhan, silakan baca artikel yang berjudul “5 tanda kedatangan kembalinya Tuhan Yeses yang dinubuatkan dalam Alkitab telah digenapi”

Renungan Harian

Bisakah kita memasuki kerajaan surga jika kita memegang pada pandangan “Diselamatkan sekali berarti diselamatkan selamanya”

PertanyaanAlkitab mengatakan: “Sebab dengan hati, orang percaya kepada kebenaran; dan dengan mulut, pengakuan kepada keselamatan dibuat” (Roma 10:10). Kita sudah diselamatkan melalui iman kepada Yesus. Sekali diselamatkan, kita selamanya selamat. Saat Tuhan datang, kita pasti bisa masuk Kerajaan Surga.

Lanjutkan membaca “Bisakah kita memasuki kerajaan surga jika kita memegang pada pandangan “Diselamatkan sekali berarti diselamatkan selamanya””
Renungan Harian

Korban penghapus dosa dari Tuhan Yesus telah mengampuni dosa manusia, lalu bisakah manusia masuk kerajaan surga?

Pertanyaan: Manusia memang berdosa, namun kurban penghapus dosa Tuhan Yesus selamanya berlaku. Selama kita mengakui dosa kita kepada Tuhan, Dia pasti mengampuni kita. Kita bebas dari dosa di hadapan Tuhan, jadi kita bisa memasuki Kerajaan Surga! Itu benar. Semua dosa kita akan dibebaskan oleh Tuhan Yesus. Kita pasti akan masuk Kerajaan Surga!

Jawaban:

Tuhan Yesus sudah mengampuni dosa manusia, namun bukan berarti manusia tidak memiliki dosa. Bukan berarti manusia sudah dibebaskan dari kendali dosa mereka atau mencapai kesucian. Tuhan Yesus mengampuni dosa manusia. Apa makna “dosa” dalam konteks ini sebenarnya? Itu merujuk pada perzinahan, pencurian, apa pun yang melanggar hukum, perintah, atau firman Tuhan, adalah dosa. Tindakan apa pun yang menentang, mengecam, atau menghakimi Tuhan, juga adalah dosa. Hujatan apa pun terhadap Tuhan adalah dosa, dosa yang tak dapat diampuni! Di Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus menjadi kurban penghapus dosa bagi manusia. Hanya orang yang berdoa kepada Tuhan dan bertobat tidak akan dikutuk atau dihukum mati. Maksudnya, Tuhan tidak lagi memandang mereka sebagai pendosa. Orang yang sudah diampuni dosanya dapat langsung berdoa kepada Tuhan dan menikmati kasih karunia-Nya. Inilah arti “diampuni dosa-dosanya” yang sebenarnya. Walau dosa manusia sudah diampuni karena kurban penghapus dosa Tuhan Yesus, bukan berarti mereka sudah berhenti berbuat dosa dan menentang Tuhan. Sifat manusia berdosa tetap ada, sehingga tetap dapat menentang dan mengkhianati Tuhan dan menganggap-Nya musuh. Bagaimana orang semacam itu bisa layak memasuki Kerajaan Surga? Seperti yang dikatakan Tuhan Yang Mahakuasa: “Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan, atau disempurnakan Tuhan, mungkinkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih berada dalam diri manusia yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak berarti bahwa engkau tidak berdosa, dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak sekali kau! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau baru hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus langsung melakukan pekerjaan pengubahan dan pembersihan terhadapmu. Jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat Tuhan yang baik, sebab engkau melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan dalam mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, engkau, seorang berdosa yang baru ditebus saja, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan.” (“Mengenai Sebutan dan Identitas” dalam “Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia”)

Pekerjaan penebusan Tuhan Yesus hanya mengampuni dosa manusia; namun tidak mengubah watak mereka yang rusak. Kesombongan, egoisme, keserakahan, tipu daya, dan berbagai aspek watak jahat dalam diri manusia tetap ada. Watak rusak ini lebih dalam daripada dosa; jauh lebih mencengkeram ketimbang dosa. Inilah akar perbuatan dosa dan perlawanan kita kepada Tuhan. Jika watak jahat yang rusak ini tidak diubah, manusia akan terus berdosa, menentang Tuhan, menghakimi dan mengecam-Nya menurut khayalan dan pemahaman mereka. Saat menderita dan dianiaya, mereka dapat menyangkal Tuhan dan bahkan mengkhianatinya seperti Yudas. Saat memegang kedudukan tinggi, mereka bisa mendirikan kerajaan sendiri dengan menentang Tuhan. Sebagian bahkan mencuri persembahan bagi Tuhan dan menyinggung watak-Nya; mereka akan dihukum dan dilenyapkan Tuhan. Sekarang, sebagian besar pendeta dan pemimpin kalangan beragama tidak tinggal di dalam firman Tuhan Yesus. Mereka menafsirkan Alkitab menurut pemahaman sendiri. Mereka menganggap perkataan manusia dalam Alkitab sebagai firman Tuhan. Mereka mengagungkan perkataan manusia, bukan bersaksi tentang firman Tuhan Yesus. Ini membuat orang percaya memuja dan mengikuti manusia, dan tak ada tempat di hati mereka bagi Tuhan Yesus. Orang percaya jadi terjebak dan dikendalikan dalam wewenang pemimpin agama. Terutama saat Tuhan Yesus datang kembali untuk melakukan pekerjaan penghakiman-Nya. Para pendeta dan pemimpin tidak mengejar atau mempelajari pekerjaan Tuhan. Mereka malah mengecam pekerjaan-Nya, menghakimi-Nya, dan menghujat-Nya. Mereka mengarang kebohongan untuk menipu orang percaya dan membentengi gereja. Mereka secara terbuka menyatakan Tuhan sebagai musuh dan menyinggung watak Tuhan. Ini perlawanan paling serius terhadap Tuhan. Dosa yang tak terampuni! Perilaku jahat mereka bahkan lebih mengerikan daripada perlawanan orang Farisi terhadap Tuhan Yesus! Karena itu, jika sifat manusia yang menentang Tuhan tidak diubah, kalau watak jahat mereka yang rusak tidak ditahirkan, mereka bisa melakukan perbuatan jahat apa pun untuk menentang Tuhan. Bagaimana orang semacam ini bisa memasuki Kerajaan Tuhan? Karena itu, sesuai rencana pengelolaan Tuhan untuk menyelamatkan manusia dan syarat sebenarnya manusia yang rusak, Tuhan mengungkapkan banyak aspek kebenaran berbeda di akhir zaman, dan menjalankan pekerjaan-Nya yang menggenapkan nubuat dalam Alkitab, “penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan,” dan menyelesaikan masalah pokok bahwa manusia yang rusak dikendalikan oleh sifat jahatnya. Itulah cara agar manusia dapat bertahap melepaskan diri dari watak jahatnya yang rusak, berhenti memberontak dan melawan Tuhan, menjadi mampu sungguh menaati dan menghormati Tuhan. Baru setelah itu, mereka bisa ditahirkan dan memasuki Kerajaan Surga.

Dikutip dari naskah film “Kenangan Menyakitkan”

Rekomendasi:Tanda-tanda kedatangan Tuhan sudah dinyatakan, lalu bagaimana kita seharusnya menyambut Tuhan Yesus?

Kesaksian Kristen

Bisakah Kita Benar-Benar “Mengubah Citra Kita Dalam Sekejap” dan diangkat ke Kerajaan Surga?

yesus mengetuk pintuOleh Feng Shun, Tiongkok

Alkitab berkata: “Kita semua akan diubah, dalam sekejap mata, dengan seketika, saat sangkakala terakhir ditiup, dan orang-orang mati akan dibangkitkan, dalam keadaan yang tidak dapat binasa, dan kita semua akan diubah. Karena apa yang binasa ini harus mengenakan apa yang tidak dapat binasa, dan apa yang mati ini harus mengenakan apa yang tidak dapat mati” (1 Korintus 15: 52-53). Banyak orang kira bahwa meskipun kita masih berdosa, Tuhan itu maha kuasa, dan ketika Tuhan datang kembali, Dia akan mengubah citra kita dalam sekejap, mengubah orang yang berdosa menjadi orang yang tidak berdosa, dan kemudian mengangkat kita masuk ke dalam kerajaan surga. Lanjutkan membaca “Bisakah Kita Benar-Benar “Mengubah Citra Kita Dalam Sekejap” dan diangkat ke Kerajaan Surga?”

Kesaksian Kristen

Belajar Alkitab: Di mana kerajaan surga

kerajaan surga, Oleh Jinyi, Amerika Serikat

Banyak orang Kristen percaya bahwa kerajaan surga ada di surga, tetapi Doa Bapa Kami menyatakan: “Kerajaan-Mu datanglah, kehendak-Mu terjadilah di bumi, seperti di surga” (Matius 6:10). Dan Kitab Wahyu juga menyatakan: “Kerajaan-kerajaan di dunia ini menjadi milik Tuhan kita, dan Kristus-Nya” (Wahyu 11:15). Jadi, apakah kerajaan surga ada di surga atau di bumi? Dalam artikel ini, kami mengungkapkan jawabannya untuk Anda. Lanjutkan membaca “Belajar Alkitab: Di mana kerajaan surga”