Bagaimana cara berdoa dengan baik? Mengamalkan firman Tuhan dan berdoa kepada Tuhan untuk pertumbuhan hidup. Dengan ini, Anda bisa mendapatkan bimbingan dan berkat Tuhan.
Setelah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, meskipun aku menghadiri kebaktian, hatiku sering kali tidak ada di sana. Aku malah selalu berpikir tentang bagaimana menghasilkan banyak uang dan menjalani kehidupan sebagai orang yang sangat sukses. Aku tidak pernah benar-benar memperlakukan kepercayaan pada Tuhan dengan serius. Baru ketika mendapati diriku di ambang kematian, aku akhirnya mengalami kebangkitan.
September adalah waktu terbaik untuk memetik kacang berangan. Untuk memanfaatkan peluang menghasilkan uang ini, pada suatu pagi, aku membawa kedua anakku ke atas gunung untuk membantuku mengumpulkannya. Begitu tiba di atas gunung, aku memanjat sebuah pohon berangan yang tingginya lebih dari sembilan meter dan, sambil berdiri di atas dahan yang menggantung lebih dari enam meter di atas tanah, aku memukul keras pohon itu dengan batang bambu untuk membuat kacang berangan berjatuhan ke tanah. Setelah memukul-mukul pohon itu selama sekitar satu jam, tiba-tiba aku mendengar suara retakan dan langsung menyadari bahwa dahan tempatku berdiri telah patah. Aku berpikir dalam hati: matilah aku. Ada bebatuan di kedua sisi di bawah sana serta tonggak-tonggak bambu yang patah. Apakah aku jatuh ke atas batu ataukah tonggak bambu, aku akan mati …. Saat jatuh bersama dahan itu, aku buru-buru memanggil Tuhan untuk menyelamatkanku. Aku jatuh ke sebidang tanah tanpa batu ataupun tonggak bambu, tetapi kepalaku membentur patahan dahan tersebut, dan aku dikejutkan oleh ledakan rasa sakit. Aku sulit bernapas, dan rasanya seperti tercekik. Tangan kananku kemudian mulai membengkak dan mati rasa. Perlahan-lahan, aku mengangkat tangan kiri dan kaki kiriku dan mendapati bahwa aku masih bisa menggerakkannya. Yang bisa aku dengar saat itu hanyalah dua anakku yang menangis dan menjerit, “Ayah! Ayah jatuh dari atas pohon ….” Mendengar anak-anakku meratap, aku ingin menjawab tetapi tidak bisa mengeluarkan suara. Aku buru-buru berdoa kepada Tuhan: “Ya Tuhan, sekarang aku telah jatuh dari pohon dan aku takut aku akan mati. Aku merasa sangat kesusahan dan lemah. Tolong berilah aku iman!” Setelah berdoa, aku memikirkan firman Tuhan: “Tuhan Yang Mahakuasa adalah dokter yang maha mampu! … Seandainya engkau tinggal mempunyai satu tarikan nafas terakhir, Tuhan takkan pernah membiarkanmu mati.” Ya, pikirku. Tuhan adalah Tuhan yang Mahakuasa; Dia mengatur semua hal dan mengendalikan nasib umat manusia. Aku harus memiliki iman kepada Tuhan, karena hidup dan matiku ada di tangan-Nya. Jika sekarang belum waktuku, maka Tuhan tidak akan membiarkan aku mati meskipun hanya tinggal satu napas yang tersisa …. Firman Tuhan memberiku harapan dan keberanian, dan ketakutan yang aku rasakan di hatiku jauh berkurang.
Lanjutkan membaca “Tujuh belas hari antara hidup dan mati”