Firman Tuhan · Kesaksian Kristen

Kabar Baik Diterima pada Pertemuan Pengajaran Alkitab (II)

Menyambut Kembalinya Tuhan Yesus, Menjelajahi Jalan menuju Kerajaan Surga,

By Chengshan, United States

Pada saat ini, Saudari Chen membacakan dua paragraf dari firman: “Mempelajari hal seperti ini tidaklah sulit, tetapi setiap kita perlu mengetahui kebenaran ini: Ia yang merupakan inkarnasi Tuhan akan memiliki hakikat Tuhan, dan Ia yang merupakan inkarnasi Tuhan akan memiliki pengungkapan Tuhan. Karena Tuhan menjadi daging, Ia akan melaksanakan pekerjaan yang harus Ia lakukan, dan karena Tuhan menjadi daging, Ia akan mengungkapkan siapa Dia, dan akan dapat membawa kebenaran kepada manusia, menganugerahkan hidup kepada manusia, dan menunjukkan jalan kepada manusia. Daging yang tidak membawa hakikat Tuhan tentu bukan Tuhan yang berinkarnasi. Hal ini tidak diragukan lagi” (“Hanya Dia yang Mengalami Pekerjaan Tuhan yang Benar-Benar Percaya kepada Tuhan”). “Jika, di masa sekarang ini, muncul orang yang dapat memperlihatkan tanda dan keajaiban, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan melakukan banyak mukjizat, dan jika orang ini mengaku bahwa merekalah Yesus yang telah datang, inilah pemalsuan yang dilakukan roh-roh jahat, dan inilah Yesus tiruan mereka. Ingatlah ini! Tuhan tidak mengulangi pekerjaan yang sama. Tahap pekerjaan Yesus sudah diselesaikan, dan Tuhan tidak akan pernah melakukan tahap pekerjaan itu lagi. … Jadi, Tuhan melakukan satu tahap pekerjaan dalam setiap zaman. Begitu setiap tahap pekerjaan-Nya selesai, tahap itu akan segera ditiru oleh roh jahat, dan setelah Iblis mulai mengikuti jejak Tuhan, Tuhan berubah ke cara yang berbeda. Begitu Tuhan menyelesaikan suatu tahap pekerjaan-Nya, tahap itu ditiru oleh roh jahat. Engkau semua harus betul-betul memahami ini.Lanjutkan membaca “Kabar Baik Diterima pada Pertemuan Pengajaran Alkitab (II)”

Firman Tuhan · Renungan Harian

Apa Arti “Diangkat Sebelum Bencana”? Apa Arti “Dijadikan Pemenang Sebelum Bencana”?

nubuatan Alkitab, berita ramalan, kedatangan Kristus yang kedua kali,Halo saudara-saudari pembaca Tanya Jawab Rohani,

Kita sekarang berada pada tahap terakhir akhir zaman. Aku telah membaca berita bahwa semua jenis bencana bertambah dan meningkat skalanya, dan yang merupakan masalah utama bagiku adalah apakah aku dapat diangkat sebelum bencana dan dijadikan pemenang sebelum bencana. Pendapatku tentang dua masalah ini adalah bahwa, selama kita berpegang pada nama Tuhan tidak peduli apa yang terjadi, bekerja keras untuk Tuhan dan tidak berbalik arah ketika melewati segala macam kesulitan, maka kita bisa menjadi pemenang. Lanjutkan membaca “Apa Arti “Diangkat Sebelum Bencana”? Apa Arti “Dijadikan Pemenang Sebelum Bencana”?”

Firman Tuhan · Kesaksian Kristen

Pencobaan dan penderitaan memberikan keyakinan pada Tuhan

Kristen, iman, cinta Tuhan,Oleh Xinyuan, Australia

Pertama Kalinya Aku Menghadapi Halangan dari Saudariku dan Suaminya

Pada bulan Mei 2018, aku menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Setelah membaca firman Tuhan selama beberapa waktu, aku menjadi yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa memang Tuhan Yesus yang datang kembali. Dengan penuh sukacita, aku mengabarkan injil kepada kakak perempuanku.

Pada pagi hari tanggal 20 Juli, kakakku mengirim pesan kepadaku yang mengatakan bahwa dia ingin bertemu denganku untuk mengobrol. Aku sangat senang, percaya bahwa kakakku akan menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Namun, keadaannya tidak seperti yang telah kubayangkan. Ketika kami bertemu, aku mendengarnya memakai nada yang mengejek saat membaca firman Tuhan dan dia terus mencari-cari kesalahan dengan firman itu; intinya, dia tidak punya keinginan untuk mencari kebenaran. Selama percakapan kami, dia bersikukuh pada pemahamannya sendiri yang salah, dan menasihatiku untuk tidak percaya lagi. Bagaimana pun aku memberikan persekutuan kepadanya, dia tidak mau mendengarkan. Aku benar-benar merasa sedih melihatnya yang bersikap semacam itu, dan pembicaraan kami pun tidak mencapai hasil apa pun pada akhirnya.

Setelah makan malam pada hari itu, aku baru saja selesai membersihkan meja makan ketika tiba-tiba terdengar ketukan keras di pintu. Suamiku berdiri untuk membukakan pintu dan, yang membuatku sangat kaget, itu adalah kakakku dan suaminya.

Kakak iparku melangkah ke pintu dapur dan berkata kepadaku: “Kakakmu mengatakan engkau percaya pada Tuhan Yang Mahakuasa. Benarkah itu?”

Aku menjawab: “Ya.”

Dia melanjutkan: “Landasan kepercayaanmu sangat dangkal, dan yang engkau pahami sedikit sekali. Aku telah belajar teologi dan aku selalu memberikan diriku sendiri dan bekerja bagi Tuhan, dan aku punya pemahaman mengenai Alkitab yang lebih baik daripada engkau. Dikatakan dalam Kisah Para Rasul 4:12: ‘Tidak ada keselamatan dalam diri orang lain; karena tidak ada nama lain di bawah langit yang diberikan kepada manusia, yang olehnya kita bisa diselamatkan.’ Kita hanya dapat percaya pada Tuhan Yesus dalam kepercayaan kita kepada Tuhan. Selain dari pada-Nya, tidak ada Tuhan lain yang dapat kita andalkan untuk menyelamatkan kita. Mengapa engkau ingin pergi dan menerima Tuhan lain?” Pertanyaannya membuatku sangat gugup, dan aku tidak tahu bagaimana menjawabnya saat itu. Aku melirik ke arah suamiku dan dia memberi isyarat kepadaku untuk tetap tenang. Aku menghirup napas dalam-dalam dan menenangkan diriku sendiri, dan kemudian berpikir tentang satu aspek dari kebenaran yang telah saudara-saudariku persekutukan denganku sebelumnya.

Setelah beberapa saat, aku berkata: “‘Tidak ada keselamatan dalam diri orang lain; karena tidak ada nama lain di bawah langit yang diberikan kepada manusia, yang olehnya kita bisa diselamatkan’ (Kisah Para Rasul 4:12). Ini benar, tetapi tidak membuktikan bahwa nama Tuhan hanya Yesus saja. Telah dicatat dalam Perjanjian Lama: ‘Aku, Akulah Yahweh, dan selain Aku tidak ada Juruselamat lain’ (Yesaya 43:11). ‘Inilah nama-Ku untuk selama-lamanya dan inilah pengingat tentang Aku kepada semua generasi’ (Keluaran 3:15). Jika kita menjelaskan bacaan ini menurut makna harfiahnya, manakah yang merupakan nama Tuhan—Yahwe atau Yesus?”

Kakak iparku menukas dengan tidak sabar: “Engkau mengutip di luar konteksnya dan memelintir Alkitab. Tidak peduli kapan, nama Tuhan Yesus tidak akan pernah berubah!”

Aku melanjutkan: “Tuhan pada awalnya tidak punya nama. Tuhan mengambil nama hanya karena Dia harus melakukan pekerjaan untuk menyelamatkan umat manusia. Satu nama merepresentasikan satu tahap pekerjaan, dan tiap-tiap tahap pekerjaan menyatakan bagian dari watak Tuhan. Terlepas dari bagaimana nama Tuhan bisa berubah, intisari-Nya tidak akan pernah berubah, dan tiga tahap pekerjaan dilakukan oleh satu Tuhan. Nama Tuhan kekal selamanya berarti bahwa nama-Nya tidak berubah selama zaman itu. Ini tidak berarti bahwa nama-Nya tidak pernah berubah sepanjang segenap pekerjaan pengelolaan Tuhan. Ketika zaman berubah, nama Tuhan akan berubah selaras dengannya. Nama ‘Tuhan Yang Mahakuasa’ dengan tepat menggenapi pasal 1 ayat 8 dalam kitab Wahyu: “Akulah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terakhir, firman Tuhan, yang ada sekarang, yang sudah ada, dan yang akan datang, Yang Mahakuasa“. Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang lagi.”

Kakak iparku menaikkan nada bicaranya dan, sembari menunjuk kepadaku, dia berkata: “Terlepas dari apa yang kau katakan, aku tidak akan menerima. Aku hanya akan menerima nama Tuhan Yesus, dan hanya dengan percaya dalam nama Tuhan Yesus, kita dapat diselamatkan. Aku menasihatkan kepadamu untuk bertobat segera.”

Kakakku berdiri di sampingnya dan mengulangi apa yang telah suaminya katakan. Kakak iparku melihat bahwa aku bergeming, maka dia mulai mengubah subjek pembicaraan. Dia menghujaniku dengan pertanyaan demi pertanyaan, tetapi mereka tidak mau mendengarkan apa pun yang kukatakan, dan mereka mengatakan banyak hal yang menghujat Tuhan. Suamiku, yang menyaksikan pemandangan ini, meminta mereka untuk pulang. Mereka belum lama pergi ketika ibu mertuaku menelepon suamiku untuk bertanya mengenai kepercayaanku pada Tuhan Yang Mahakuasa. Dan, dia memanas-manasi hati suamiku dengan mengatakan: “Engkau adalah kepala keluarga. Engkau mestinya bisa sedikit lebih tegas.”

Kesulitan dan Ujian adalah Berkat Tuhan

Dihadapkan dengan penganiayaan dan gangguan mereka, aku merasa sedikit terpukul. Setelah mereka pergi, aku segera menggelesot ke sebuah kursi, dan berpikir dalam hati: “Aku hanya bermaksud baik ketika mengajarkan kepada mereka injil kedatangan Tuhan yang kedua, tetapi mengapa mereka tidak memercayainya, dan alih-alih berusaha menghalangiku? Aku hanya ingin percaya kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, tetapi mengapa itu begitu sulit? Jalan percaya kepada Tuhan benar-benar tidak mudah untuk dilalui!” Ketika memikirkan ini, aku merasa sedikit goyah, dan aku mulai menangis. Dengan bergegas, aku menelepon Saudari Zhang dan menceritakan kesulitan-kesulitanku kepadanya. Setelah mendengarkanku, Saudari Zhang membacakan bagiku sebuah bacaan dari firman Tuhan: “Jangan berkecil hati, jangan lemah, Aku akan mengungkapkan kepadamu. Jalan menuju kerajaan tidak semulus itu, tidak ada yang sesederhana itu! Engkau ingin berkah datang dengan mudah, bukan? Zaman sekarang semua orang akan mengalami ujian pahit yang harus dihadapi. Jika tidak, hati yang penuh kasih yang engkau miliki terhadap-Ku tidak akan tumbuh lebih kuat, dan engkau tidak akan memiliki cinta sejati kepada-Ku. Walaupun itu hanya keadaan kecil, semua orang harus menjalaninya. Hanya saja ujian itu berbeda sampai taraf tertentu.

Saudari Zhang memberi persekutuan, katanya: “Situasi yang telah menimpa kita pada hari ini adalah berkat Tuhan. Tuhan memakai situasi ini untuk menguji iman kita dan kasih kita kepada-Nya. Hanya dalam keadaan yang sulit dan beratlah Dia dapat menyingkapkan apakah kasih dan iman kita kepada Tuhan sejati atau tidak. Dalam keadaan yang nyaman, kita dapat mengatakan bahwa kita mengasihi Tuhan dan menyenangkan hati Tuhan, tetapi itu tidak nyata. Jika kita dapat mengandalkan Tuhan, menyenangkan hati-Nya dan kita dapat berdiri teguh dalam kesaksian kita bagi-Nya saat situasi yang nyata timbul dan pada waktu kesulitan dan ujian muncul, inilah yang dinamakan iman dan kasih yang sejati kepada Tuhan, dan baru saat inilah kita akan menjadi orang yang secara tulus percaya kepada Tuhan. Ketika kita menghadapi aniaya di tangan keluarga kita sendiri, itu adalah pesta besar yang disiapkan oleh Tuhan untuk menguji kasih kita kepada-Nya, dan itu adalah sebuah hal yang bagus.”

Ya! Jika aku hanya membaca firman Tuhan tetapi tidak mengalami kesulitan-kesulitan ini, itu tidak akan menguji apakah iman dan kasih-Ku kepada Tuhan nyata. Jika aku jadi lemah karena situasi kecil ini, hal itu akan menunjukkan bahwa aku tidak percaya kepada Tuhan dengan tulus. Ketika Ayub mengalami ujian, istrinya dan ketiga sahabatnya menasihatinya untuk meninggalkan kepercayaannya kepada Tuhan, tetapi Ayub berkanjang dalam devosinya kepada Tuhan dan tidak meninggalkan Tuhan—Ayub adalah seseorang yang dengan tulus percaya kepada Tuhan. Bila dibandingkan dengannya, apalah artinya pengalamanku menerima aniaya kecil dari keluargaku? Tidak, pikirku. Aku harus meneladani Ayub, dan betapa pun keluargaku memaksaku, aku harus bertahan dalam iman dan kasihku kepada Tuhan!

Ketika Aku Mengalami Halangan dan Tentangan Keluargaku Lagi, Firman Tuhan Memimpinku untuk Memberi Kesaksian

Pada pagi hari tanggal 21 Juli, kakakku mengirimiku sebuah pesan yang mengatakan bahwa dia akan datang ke rumahku malam itu, dan aku setuju. Pada sekitar jam 7 malam, aku mendengar ketukan di pintu dan suamiku beranjak untuk membukanya. Tak diduga-duga, sepupu suamiku juga ada di sana. Aku sedikit ngeri dengan perkembangan mendadak ini, dan kemudian aku berdoa dalam hatiku kepada Tuhan: “Ya, Tuhan Yang Mahakuasa! Kemarin malam, aku sangat kesulitan untuk menjawab ketika dihadapkan pada mahasiswa teologi itu. Kini, sepupu suamiku tiba-tiba muncul juga. Aku takut menghadapi begitu banyak orang. Ya, Tuhan! Tolong karuniai aku dengan iman dan kekuatan, jangan biarkan aku ketakutan dan goyah, dan mampukan aku untuk menghadapi situasi ini.” Setelah berdoa, aku berpikir tentang firman Tuhan: “Jangan takut, Tuhan Semesta Alam Yang Mahakuasa pasti akan bersamamu; Dia menolongmu dan Dia adalah perisaimu.” Ya! Dengan Tuhan sebagai perisaiku, apakah yang perlu kutakutkan di muka bumi ini? Aku percaya bahwa Tuhan pasti akan membimbingku melalui situasi ini, dan kemudian hatiku merasa jauh lebih damai dan tenang.

Sepupu suamiku berkata dengan nada suara yang kasar: “Engkau bilang Tuhan telah kembali dan telah berinkarnasi. Bagaimana mungkin begitu? Alkitab menulis: ‘Lihatlah Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia: dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia. Jadilah demikian, Amin‘ (Wahyu 1:7). Tuhan tak ayal lagi akan kembali dengan awan-awan dan bukan dalam rupa daging!”

Ketika mendengar nada bicara sepupu suamiku itu, aku tidak tahu bagaimana harus menanggapi, tetapi aku tidak lantas menjadi panik seperti sebelumnya. Alih-alih, aku diam di hadapan Tuhan dan aku berdoa dan mencari di dalam hatiku. Tiba-tiba, aku teringat pada sebuah aspek dari kebenaran yang saudara-saudari telah persekutukan denganku dalam sebuah pertemuan.

Setelah merasa tenang dan bisa mengendalikan diri, aku berkata kepada sepupu suamiku itu: “Kita tidak dapat menunggu kembalinya Tuhan hanya berdasarkan nubuat bahwa Tuhan akan turun dengan awan-awan. Wahyu 16:15 mengatakan: ‘Lihatlah, Aku datang bagaikan pencuri.‘ Karena ayat ini mengatakan bahwa Tuhan akan datang seperti seorang pencuri, ini menunjuk pada kedatangan Tuhan secara rahasia dan tak seorang pun akan tahu. Lukas 17:24-25 mengatakan: ‘Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini.‘ Mengingat bahwa Dia disebut Anak manusia, hal itu merujuk pada Tuhan dalam rupa daging. Dia tidak dapat disebut Anak manusia jika Dia adalah tubuh rohaniah. Dalam ayat ini, juga dikatakan bahwa ‘Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini.‘ Jika Tuhan tampak dalam tubuh rohaniah-Nya, tak perlu dikatakan lagi bahwa Dia tidak akan menderita karenanya dan Dia tidak akan ditolak oleh generasi ini.”

Sepupu suamiku memotongku dan memukulkan tangannya ke atas meja. “Aku pikir ‘ditolak oleh generasi ini‘ di sini, menunjuk kepada zaman Tuhan Yesus,” katanya.

Aku melanjutkan perkataanku: “Tuhan Yesus mengalami banyak penderitaan dan ditolak oleh generasi dari zaman ketika Dia datang. Di sini, itu berarti bahwa ketika Tuhan kembali, Dia akan berinkarnasi dalam daging dan ditolak oleh generasinya. Mari berpikir tentang hal itu. Jika Tuhan akan menampakkan diri kepada semua umat manusia secara terbuka dengan awan-awan, hal itu akan sangat luar biasa dan mengejutkan dunia. Semua orang akan berlutut di tanah dan tak seorang pun akan berani menentang. Bila demikian, akankah Tuhan Yesus yang kembali masih menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh generasi ini? Aku mengerti sedikit kebenaran, jadi akan sangat bagus bila aku menunjukkan padamu firman Tuhan!”

Sepupu suamiku mengaum: “Tak usah! Kami tidak akan menerimanya tak peduli apa pun yang engkau katakan. Kami akan menunggu Tuhan Yesus datang dengan awan-awan untuk membawa kami! Aku menasihatimu untuk mengubah jalanmu secepatnya.” Kakakku dan suaminya juga unjuk suara. Mereka kemudian terus menasihatiku untuk meninggalkan kepercayaanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan, demi melihat bahwa aku bergeming, mereka mengucapkan doa dan pergi.

Setelah Kesulitan dan Ujian, Aku Melihat Perbuatan-Perbuatan Tuhan

Sesaat sebelum dia pergi, kakakku mengatakan bahwa dia akan memberitahu orangtua kami mengenai kepercayaanku pada Tuhan Yang Mahakuasa, dan aku tak kuasa untuk tidak merasa cemas: Di Tiongkok daratan, Partai Komunis Tiongkok membuat berbagai desas-desus tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, sehingga ketika mereka mendengar mengenai kepercayaanku, akankah orangtuaku seketika itu juga menghalangi kepercayaanku kepada Tuhan? Aku sangat mengasihi orangtuaku, sehingga jika mereka datang, aku benar-benar tidak tahu bagaimana aku akan menghadapi mereka. Aku merasa semakin goyah dan sangat tertekan. Dalam rasa sakit, aku datang kepada Tuhan untuk berdoa: “Ya, Tuhan, aku merasa sangat lemah saat ini dan sangat takut. Aku mohon agar Engkau membantuku dan membuatku mengandalkan-Mu untuk berdiri teguh. Amin!” Setelah berdoa, aku berpikir tentang firman Tuhan yang mengatakan: “Engkau harus memiliki keberanian-Ku di dalam dirimu dan mempunyai prinsip ketika menghadapi kerabat yang tidak percaya. Tetapi demi Aku, engkau juga tidak boleh menyerah pada kekuatan gelap apa pun. Andalkan hikmat-Ku untuk berjalan dengan cara yang sempurna; jangan biarkan konspirasi Iblis menguasai. Kerahkan segala usahamu untuk menempatkan hatimu di hadapan-Ku, maka Aku akan menghiburmu dan memberimu kedamaian dan kebahagiaan di hatimu. Engkau tidak boleh mencari perkenanan manusia; bukankah lebih berharga dan berbobot untuk memuaskan-Ku?” Firman Tuhan menunjukkan jalan kepadaku. Karena aku telah menjadi yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, maka aku mesti berpegang teguh pada hal ini dan tetap setia kepada Tuhan. Bahkan jika orangtuaku menentangku, aku tidak boleh mengkhianati Tuhan. Ketika berpikir demikian, hatiku merasa jauh lebih merdeka.

Dua hari kemudian, sepupu suamiku dan bibi datang lagi. Walaupun bibi suamiku juga merupakan seorang mahasiswa teologi dan berkeliling untuk berkhotbah di gereja-gereja, menghadapi mereka kali ini aku tidak merasakan gentar sedikit pun. Sebaliknya, aku merasa dipenuhi dengan iman dan sukacita. Pengalamanku selama beberapa hari terakhir telah membuatku benar-benar menyadari bahwa kebenaran dapat mengalahkan semua kesalahan dan bahwa, sejauh aku mengandalkan Tuhan, Tuhan akan menuntunku dan memimpinku menangkis orang-orang ini dengan kebenaran. Aku tidak mengharapkan mereka jadi merasa begitu sedih, hingga mereka hanya bisa duduk di kursi mereka sembari melihatku dengan tatapan kosong, dan berkata: “Tidak tahu kenapa, tetapi kami selalu merasa tak berdaya ketika sampai ke masalah ini. Kami benar-benar tidak tahu harus berkata apa.” Demi mendengar ini, aku dalam hati bersyukur kepada Tuhan. Ketika aku menyadari bahwa imanku sedang diuji, Iblis ditempatkan dalam suatu kesulitan. Orang-orang ini sungguh tidak tahu harus berkata apa, sehingga mereka pun pergi. Mereka kemudian menggerakan orang-orang lain dalam keluarga untuk datang dan menggangguku satu demi satu, tetapi aku tak bergeser sedikit pun.

Aku Mengembangkan Pengertian melalui Ujian Ini

Pada suatu hari, aku melihat firman Tuhan ini: “Bukankah banyak orang yang menentang Tuhan dan merintangi pekerjaan Roh Kudus karena mereka tidak mengetahui berbagai jenis pekerjaan Tuhan, dan lebih jauh lagi, karena mereka memiliki pengetahuan dan doktrin yang sangat sedikit untuk mengukur pekerjaan Roh Kudus? Meski pengalaman mereka dangkal, mereka bersikap angkuh dan memuaskan diri, dan mereka menyepelekan pekerjaan Roh Kudus, mengabaikan disiplin Roh Kudus dan terlebih lagi, menggunakan argumen yang remeh untuk meneguhkan pekerjaan Roh Kudus. Mereka juga berlagak, dan sepenuhnya yakin akan pembelajaran dan pendidikannya sendiri, dan bahwa mereka bisa menjelajahi dunia. Bukankah orang-orang seperti ini yang disingkirkan dan ditolak oleh Roh Kudus, dan bukankah mereka akan disingkirkan oleh zaman yang baru? Bukankah mereka manusia berpandangan sempit yang menghadap Tuhan dan menentangnya secara terbuka, yang hanya ingin menunjukkan kepintarannya? Hanya dengan pengetahuan yang amat kurang tentang Kitab Suci, mereka berusaha menguasai ‘ilmu’ dunia, dengan doktrin yang dangkal untuk mengajar orang, mereka berusaha memundurkan pekerjaan Roh Kudus, dan berupaya membuatnya berkisar hanya di sekitar proses pikirnya sendiri, dan meski berpandangan sempit, mereka berusaha melihat 6000 tahun pekerjaan Tuhan dalam sekilas pandang saja. Orang-orang ini punya alasan untuk bicara!” Melalui gangguan yang berulang kali dari keluarga dan penyingkapan firman Tuhan, aku dengan jelas melihat bahwa para mahasiswa teologi dan pengkhotbah inilah orang yang pada hakikatnya congkak dan lamban, dan yang memandang pekerjaan Roh Kudus dengan rasa jijik, sebagaimana dinyatakan dalam firman Tuhan. Mereka tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan, tetapi semata-mata mengukur pekerjaan baru Tuhan dengan sedikit sekali pengetahuan alkitabiah yang mereka punyai, dan mereka mengecam pekerjaan Tuhan. Apakah ada bedanya antara mereka dan imam-imam kepala, ahli-ahli kitab, dan orang Farisi? Imam-imam kepala, ahli-ahli kitab, dan orang Farisi pada masa lalu adalah kalangan yang fasih dalam Perjanjian Lama, tetapi ketika Tuhan datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, mereka mengandalkan pemahaman harfiah terhadap Alkitab dan mengecam pekerjaan Tuhan, dan akhirnya, mereka memaku Tuhan Yesus di kayu salib. Keluarga sama saja. Ketika mereka menghadapi pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, mereka tidak punya keinginan untuk mencari kebenaran apa pun, tetapi alih-alih bergayut pada makna harfiah dalam Alkitab, dan mereka menolak serta mengecam pekerjaan Tuhan—mereka begitu congkak dan berpuas diri! Aku bersyukur kepada Tuhan karena membuatku mampu mengembangkan pemahaman dalam situasi ini, dan aku jadi mengerti sedikit tentang pekerjaan Tuhan.

Syukur kepada Tuhan karena memilihku dari sangat banyak umat manusia dan membawaku kembali kepada-Nya. Walaupun aku mengalami kelemahan dan sikap negatif selama ujian ini, Tuhan selalu bersamaku, memakai firman-Nya untuk menyokong, menyediakan dan membimbingku, dan, dengan demikian, membuatku mampu berdiri teguh. Aku tidak lagi merasa sendiri atau gentar, sebab aku tahu Tuhan selalu ada di sisiku di jalan menuju kerajaan. Selama aku mengandalkan Tuhan dan melangkah maju dengan berani, aku dapat menghalau semua penghalang dan mengikuti Tuhan sampai pada akhirnya.

Sumber Artikel dari “Belajar Alkitab
Firman Tuhan · Renungan Harian

Menunggu Pasangan Hidup yang Telah Dipersiapkan Tuhan Untukmu

iman, berdoa, doa keselamatan,Oleh Milan, Korea Selatan

Aku Mengharapkan Pernikahan yang Bahagia

Aku dilahirkan dalam keluarga Kristen yang bahagia. Sejak kecil, aku percaya pada Tuhan bersama keluargaku. Ketika aku masih muda, bibiku sering membawaku ke gereja untuk menghadiri kebaktian. Setiap kali aku melihat saudara-saudari seiman yang menikah di gereja, dengan senyum bahagia dan manis di wajah mereka, aku bermimpi bahwa Tuhan juga akan melimpahkan pernikahan yang bahagia dan baik kepadaku ketika aku tumbuh dewasa. Lanjutkan membaca “Menunggu Pasangan Hidup yang Telah Dipersiapkan Tuhan Untukmu”

Firman Tuhan · Renungan Harian

Berbagi dalam Kesetiaan Rohani: Orang Kristen Tidak Boleh Abai untuk Menghadiri Kebaktian

iman, Kristen, Iman Kristen,

Halo saudara-saudari T&J Rohani,
Aku merasa sangat lelah setelah bekerja seharian, dan aku tidak tidur nyenyak pada malam hari. Akibatnya, aku enggan untuk datang tepat waktu dalam kebaktian. Aku tidak suka dibatasi. Aku merasa bahwa jika aku memiliki kebutuhan rohani, asalkan aku mencari saudara-saudariku untuk mengobrol selama waktu itu, aku akan baik-baik saja. Aku bertanya-tanya apakah penyebab masalah ini. Bagaimana aku harus mengatasi ini? Lanjutkan membaca “Berbagi dalam Kesetiaan Rohani: Orang Kristen Tidak Boleh Abai untuk Menghadiri Kebaktian”

Firman Tuhan · Renungan Harian

Saya Telah Menemukan Jalan Keluar dari Belenggu Dosa

kepercayaan terhadap Tuhan, Yesus akan datang, berdoa,Banyak orang Kristen berpikir bahwa dosa-dosa kita telah diampuni ketika percaya kepada Tuhan Yesus dan kita tidak berdosa lagi. Ketika Tuhan Yesus kembali, Tuhan akan secara langsung mengangkat kita ke dalam Kerajaan Surga. Tetapi tidak dapat dinafikan bahwa kita sering melakukan dosa dan menentang Tuhan Yesus, merasa sengsara serta gelisah untuk hal ini. Setelah orang Kristen berusaha mencari kebenaran, dia menemukan jalan keluar dari dosa. Lanjutkan membaca “Saya Telah Menemukan Jalan Keluar dari Belenggu Dosa”

Firman Tuhan · Kesaksian Kristen

Aku Mengandalkan Tuhan Memberi Kesaksian Ketika Suamiku Menghalangiku Untuk Percaya Tuhan

iman, Kristen, Injil,

Oleh Chengshan, Amerika Serikat

Catatan Editor:

Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa engkau hanya bisa melihat pelangi bila terlebih dahulu melalui badai dan hujan, dan beginilah situasinya di jalan kepercayaan kepada Tuhan. Kehidupan kita hanya bisa bertumbuh bila mampu melewati saat-saat sulit, dan baru saat itulah iman dan kasih kita kepada Tuhan bertambah. Setelah menerima pekerjaan baru Tuhan, tokoh utama dari artikel ini menghadapi gangguan dan halangan di tangan suaminya. Setelah melewati hal ini, dia jadi memahami bahwa saat itu dia sebenarnya tengah mengalami sebuah pertempuran rohani, dan bahwa ini semua sesungguhnya adalah berkat Tuhan yang tersembunyi. Lanjutkan membaca “Aku Mengandalkan Tuhan Memberi Kesaksian Ketika Suamiku Menghalangiku Untuk Percaya Tuhan”

Firman Tuhan · Kesaksian Kristen

Demi kesehatan, biarkan tubuh engkau yang lelah untuk beristirahat

iman, Kristen, doa,

Oleh Zhao Lei, Prancis

Ketika aku masih sekolah, banyak orang di desaku pindah ke bangunan apartemen dan membeli mobil, sedangkan keluargaku tinggal di sebuah rumah tua berlantai satu. Oleh sebab itu, aku bertekad untuk bekerja keras agar menjadi kaya saat dewasa. Ketika saat itu tiba, kukemasi barang bawaanku , naik kereta ke tempat lain, dan mulai berjuang demi masa depanku … Lanjutkan membaca “Demi kesehatan, biarkan tubuh engkau yang lelah untuk beristirahat”

Firman Tuhan · Kesaksian Kristen

Kesadaran Kristen: Popularitas dan Keuntungan Bukanlah Kunci Kebahagiaan

iman, Kristen, firman Tuhan,Oleh Saudari May, Taiwan

Popularitas dan keuntungan adalah tujuan yang dikejar oleh banyak orang seumur hidup mereka, meskipun banyak dari kita yang secara pribadi telah menyaksikan penderitaan orang lain ketika mereka menanggung rasa sakit dan penderitaan dalam perjuangan sengit untuk mendapatkan popularitas dan keuntungan. Namun, hanya sedikit yang bisa membebaskan diri dari belenggu pengejaran popularitas dan keuntungan yang tanpa akhir. Dalam mengejar popularitas dan keuntungan, beberapa orang menentang keluarga mereka sendiri, dan beberapa orang bahkan terdorong untuk membunuh. Yang lain mengejarnya dengan mengorbankan kesehatan mereka, menjadi didera kesakitan dan penyakit bahkan pada puncak masa muda mereka. Lalu masih ada orang lain yang, dalam pengejaran ini, memilih jalan hidup kejahatan. Banyak dari kita yang tidak bisa tidak selain masuk ke dalamnya dan bertanya kepada diri sendiri:”Apa hal paling bermakna yang harus kita kejar dalam hidup? Bisakah mengejar popularitas dan keuntungan benar-benar menjadi tiket menuju kebahagiaan?” Untuk membantu menjelaskan pertanyaan-pertanyaan ini, May—yang pernah mencurahkan seluruh energinya dalam perjuangan yang persis semacam itu—hadir di sini untuk membagikan kisahnya dengan kita …
Lanjutkan membaca “Kesadaran Kristen: Popularitas dan Keuntungan Bukanlah Kunci Kebahagiaan”

Firman Tuhan · Misteri Alkitab

Bagaimana memahami Wahyu yang selaras dengan kehendak Tuhan

Alkitab, Kristen, kedatangan Yesus yang kedua,Oleh Wang Wei, Tiongkok

Alkitab mengatakan: “Ketahuilah ini terlebih dahulu, tidak ada nubuat dalam Kitab Suci yang berasal dari penafsiran pribadi. Karena nubuat itu datang pada zaman dahulu bukan karena kehendak manusia, tetapi orang-orang kudus Tuhan berbicara ketika mereka digerakkan oleh Roh Kudus” (2 Petrus 1:20-21). “As also in all his letters, speaking in them of these things; in which are some things hard to be understood, which they that are unlearned and unstable wrest, as they do also the other scriptures, to their own destruction” (2 Petrus 3:16). “Sebab yang tertulis membawa kematian, tetapi roh memberi kehidupan” (2 Korintus 3:6). Lanjutkan membaca “Bagaimana memahami Wahyu yang selaras dengan kehendak Tuhan”